GridPop.ID - Sekolah seharusnya menjadi salah satu teman yang aman bagi para murid.Namun, tak jarang para murid justru menerima tindakan bejat dari guru yang seharusnya mengajar dan memberikan ilmu.Hal inilah yang dialami oleh murid SD ini.Dirinya telan pil pahit jadi korban pelampiasan bejat kepala sekolahnya sendiri.Lebih mengherankan lagi bahwa pelaku predator anak itu memulai dengan motif memacari korbannya.Orang tua korban yang mendengar kabar dari guru pembina pramuka di Sekolah Menengah Atas (SMA) tempat anaknya menimba ilmu.Akhirnya setelah dipertemukan dengan orang tua yang difasilitasi oleh pembina pramuka, remaja yang baru duduk di bangku kelas X SMA itu mengaku telah jadi korban pencabulan sejak berusia 13 tahun.Pelaku aksi bejat itu ternyata adalah oknum kepala sekolah di bekas Sekolah Dasar (SD) tempat korban dulu menimba ilmu.Apa yang dialami oleh anaknya yang baru saja orang tua korban ketahui setelah anaknya menutupi kejadian tersebut selama lima tahun lamanya.
Kasus pemerkosaan itu telah dilaporkan pada pihak kepolisian Polres Badung, Bali dan langsung menangkap oknum kepala sekolah.Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Badung AKP Laurens Rajamangapul Haselo mengatakan, pria berinisial IWS (43) tersebut sudah ditetapkan sebagai tersangka pada Minggu (23/2/2020)."Dari hasil pemeriksaan, maka oknum kepala sekolah tersebut statusnya jadi tersangka pencabulan dan langsung dilakukan penahanan," kata Laurens ketika dikonfimasi, Senin (24/2/2020).Dilansir sosok.id dari Kompas.com, pemerkosaan itu dilakukan tersangka sejak bulan Juli 2016 silam atau saat korban masih duduk di bangku kelas VI SD.Tindakan bejat itu bermula saat oknum kepala sekolah selalu merayu korban untuk jadi pacarnya."Motifnya, pelaku menyukai korban dan menjadikan korban sebagai pacar," kata Laurens.Setelah korban mau menjadi pacar dari oknum kepala sekolah itu dengan leluasa menyetuhui korban yang masih di bawah umur kala itu.Yang bikin heran, perbuatan cabul itu telah dilakukan selama dua tahun ini.Korban kemudian mengakui bahwa saat masih kelas VI SD, dia dibujuk untuk berhubungan badan.
Pemerkosaan kemudian terjadi di dalam ruang kepala sekolah SD negeri di wilayah Kuta Utara, Badung.Setelah itu, pelaku terus mengajak korban berhubungan badan.Beberapa kali hubungan badan dilakukan di ruangan les pelaku di wilayah Dalung, Kuta Utara, Badung.Kemudian, di kamar rumah pelaku, dan di beberapa penginapan di Bali.Atas perbuatannya, tersangka dijerat dengan Pasal 81 jo Pasal 76D Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang perubahan UU Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.Kepala sekolah pelaku pemerkosaan tersebut terancam hukuman minimal 5 tahun penjara dan maksimal 15 tahun penjara.Pelaku juga bisa ditambah hukumannya 1/3 masa tahanan, karena tersangka merupakan seorang guru. Kejadian serupa ternyata bukan pertama kali terjadi, tahun 2020 lalu seorang guru honorer berinisial AG nekat memperkosa muridnya, MP (16) hingga berkali-kali.Dilansir dari laman tribunnews.com, meski AG mengaku memperkosa MP 10 kali, namun sang murid menyebut total sudah 30 kali.
Tak hanya itu, AG mengajak muridnya itu ke hotel yang kemudian ia bawa ke rumahnya.AG melancarkan aksi bejatnya itu dengan modus bimbingan belajar, demi membantu korban di tengah pandemi Covid-19.Tak disangka, AG justru memanfaatkan hal tersebut untuk mencabuli korban.Kapolres Tanjung Jabung Barat (Tanjab Barat) AKBP Guntur Saputro mengatakan, kejadian pencabulan berawal saat AG mengajak korban jalan-jalan ke Jambi.Namun, korban justru dibawa ke sebuah hotel. Puas mencabuli MP, pelaku membawa korban ke rumahnya.Di rumah pelaku, semua alat komunikasi milik korban disita. Tak hanya itu, korban juga disekap selama 20 hari.GridPop.ID (*)