"Dia hanya bilang, kok kalau makan terasa begah. Dia agak pendiam sehingga jarang menceritakan kondisinya," sambung Yakin.
Sebelumnya Margono juga terlihat sehat.
Setiap ada keperluan ia selalu bersepeda.
Kepada ibunya dia juga tidak pernah cerita kondisi kesehatannya.
"Yang kami sayangkan, kenapa tidak cerita. Kalau tahu sedang sakit, pasti akan kami desa akan membantu," ucap Yakin.
Ruang depan yang mungil menjadi tempat tinggal keseharian Margono.
Di ruangan ini juga disediakan dipan kecil, tempatnya tidur.
Di sini pula korban memperbaiki mesin jahit milik para pelanggannya.
Jenazah Margono dievakuasi oleh tim dari Instalasi Kedokteran Forensik dan Medikolegal RSUD dr Iskak Tulungagung, bersama personel Unit INAFIS Satreskrim Polres Tulungagung.
Melansir dari Surya.co.id, saat ini polisi masih melakukan penyelidikan, untuk memastikan penyebab meninggalnya Margono.
GridPop.ID (*)