Kabar mengenai daging kucing yang disajikan dalam bentuk makanan di Vietnam mulai santer terdengar tahun 2019 lalu.
Diberitakan AFP, seorang koki yang menjual daging kucing mengatakan menu daging hewan berbulu itu banyak digemari pelanggannya.
"Banyak orang (di sini) memakan daging kucing. Ini merupakan hal baru. Namun, mereka ingin mencobanya," kata koki bernama To Van Dung, kepada AFP.
Konon kebiasaan warga Vietnam menyantap daging kucing karena dilatarbelakangi kondisi masa lalu.
Seorang dokter hewan dari Vietnam mengatakan bahwa kemiskinan dan kondisi perang membuat masyarakat setempat harus memutar otak untuk tetap bertahan hidup.
Dari situlah mereka akhirnya menormalisasikan untuk mengonsumsi daging kucing sebagai makanan sehari-hari.
"Negara ini pernah sangat miskin. Kami pernah berperang dalam waktu yang lama.”
“Jadi, kami makan segalanya untuk bisa bertahan hidup, dari mulai serangga, anjing, kucing, bahkan tikus. Ini sudah menjadi kebiasaan," katanya.
Kendati demikian, tentu alasan masa lalu itu tidak dapat dibenarkan.
Saat ini, pemerintah Vietnam pun mulai mengupayakan agar tren mengonsumsi daging kucing dan anjing dihentikan.
Mengutip Wionews, situs warisan dunia dan pelabuhan perdagangan bersejarah, Hoi An, telah menandatangani perjanjian dengan kelompok hak asasi hewan Four Paws International.