GridPop.ID - Tak terasa Hari Raya Idul Fitri 1443 H sudah di depan mata.
Umat muslim yang telah melaksanakan ibadah puasa selama bulan Ramadhan akan segera menyambut hari kemenangan.
Biasanya di malam menjelang hari raya Idul Fitri, umat muslim akan meramaikan malam dengan lantunan takbir.
Melansir TribunnewsBogor.com dari TribunJakarta, berikut 5 amalan yang dianjurkan saat malam Idul Fitri:
1. Mandi Saat Matahari Mulai Terbenam
Setelah berbuka puasa, kita diperbolehkan untuk mandi dengan mensucikan diri sebelum menyambut hari raya nan fitri.
2. Mengumandangkan Takbir
Ketika malam kemenangan tiba, umat Islam banyak memenuhi masjid untuk mengumandangkan lafadz takbiran yang dilakukan dari awal matahari terbenam sampai menjelang salat id.
للهُ اَكْبَرُ اللهُ اَكْبَرُ لاَ اِلـٰهَ إلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ، اللهُ اَكْبَرُ وَ ِللهِ الْحَمْدُ
3. Membaca Doa Seperti dibawah ini Sebanyak 10x
يَادَآئِمَ اْلفَضْلِ عَلَى اْلبَرِيَّةِ، يَا بَاسِطَ اْليَدَيْنِ بِالْعَطِيَّةِ، يَاصَاحِبَ الْمَوَاهِبِ السَّنِيَّةِ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَآلِهِ خَيْرِ الْوَرَى سَجِيَّةً، وَاغْفِرْ لَنَا يَا ذَا الْعُلَى فِي هٰذِهِ الْعَشِيَّةِ
4. Bersilaturahmi
Banyak umat Islam merayakan malam takbir dengan mengunjungi kerabat terdekatnya untuk bersilaturahmi terutama Umat Islam di Indonesia.
5. Membaca Al quran
Membaca Al quran baik dilakukan kapan saja, tidak hanya saat malam takbir, namun, dengan membaca Al quran saat malam takbir membuat malam takbir hidup dengan bacaan ayat-ayat Al quran.
Berikut Lafadz takbir ’Ied yang sesuai dengan tuntunan Rasulullah saw adalah:
a. Lafadz takbir ‘Ied seperti disandarkan kepada Ibn Mas’ud, ‘Umar ibn al-Khattab dan ‘Ali ibn Abi Thalib, di antaranya adalah sebagai berikut:
اَللهُ أًكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ اْلحَمْدُ.
“Allahu akbar allahu akbar, la ilaha illallah wallahu akbar alllahu akbar walillahil hamd”
Artinya: “Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Tiada Tuhan melainkan Allah dan Allah Maha Besar, Allah Maha Besar dan bagi Allah-lah segala puji.”
Lafaz tersebut berdasar berdasarkan hadits riwayat Ibn Abi Syaibah, Mushannaf, tahqiq: Kamal al-Hut, juz 1 hlm 490 no. 5650, 5651, 5653. Ibn al-Mundzir, Al-Awshat, juz 7, hlm 22 no: 223, hlm 23, 24, 25 no:224, 225, 226)
Ucapan Allahu Akbar dalam takbir ‘Ied pada redaksi hadits di atas jelas hanya diucapkan dua kali, tidak tiga kali.
b. Lafadz takbir ‘Ied sesuai hadits riwayat Abdur Razaq dari Salman dengan sanad yang shahih, yang mengatakan:
كَبِّرُوْا، اَللهُ أًكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا
Artinya: “Bertakbirlah: Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Sungguh Maha Besar. (lihat ash-Shan’aniy, Subul as-Salam, Juz II: 76)
كَبِّرُوْا، اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا
Artinya: “Bertakbirlah: Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Sungguh Maha Besar. (lihat al-Baihaqi,Sunan al-Kubra, Juz III: 316)
Sementara itu, ada pula bacaan takbir yang lebih panjang lagi, yaitu Allahu Akbar Kabira wal-hamdu lil-Lahi katsira… dan seterusnya sampai wa lau karihal-kafirun, musyrikun dan lain-lain.
اللّه أكْبَرُ كَبيراً، والحَمْدُ لِلَّهِ كَثيراً، وَسُبْحانَ اللَّهِ بُكْرَةً وأصِيلاً، لا إِلهَ إِلاَّ اللَّهُ، وَلا نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَّاهُ مُخْلِصِينَ لَهُ الدينَ وَلَوْ كَرِهَ الكافِرُون، لا إِلهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ، صَدَقَ وَعْدَهُ، وَنَصَرَ عَبْدَهُ، وَهَزَمَ الأحْزَابَ وَحْدَهُ، لا إِلهَ إِلاَّ اللّه واللَّهُ أكْبَرُ
“Allahu akbar kabira, wal hamdulillahi katsira, wa subhanallahi bukrataw wa ashila, la ilaha illallah, wa la na’budu iyyahu mukhlisina lahud din, wa law karihal kafirun, la ilaha illlallah wahdah, shadaqa wa’dah, wa nashara ‘abdah, wa hazamal ahzab wahdah, la ilaha illallah wallahu akbar”
Namun demikian, Muhammadiyah berpendapat, belum menemukan dasar atau dalil yang secara jelas menuntunkan bertakbir hari raya dengan lafaz demikian.
Di sisi lain, lafal takbir yang panjang tersebut ditemukan dalam hadis yang menunjukkan bacaan zikir pada akhir pelaksanaan shalat.
Selain itu, juga ditemukan pada sebuah hadist yang berkaitan dengan kepulangan Rasulullah dari perang, haji atau umrah.
Lafadz-lafadz yang terkandung dalam kedua hadis tersebut bukan dikhususkan untuk dibaca sebagai lafadz takbir pada hari raya Idul Fitri maupun Idul Adha.
Sebagai informasi tambahan, pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta telah menyiapkan rangkaian kegiatan selama bulan Ramadan dan salat Idul Fitri 1443 H.
Satu diantaranya rencana menggelar malam takbiran dan salat Idul Fitri di Jakarta International Stadium (JIS), Jakarta Utara.
Dilansir dari Tribun Ramadan, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan rencana kegiatan tersebut nanti akan diatur lebih lanjut terkait teknis pelaksanaannya.
"Insya Allah nanti diatur," kata Riza kepada wartawan, Senin (4/4/2022).
Selain rencana menggelar malam takbiran dan salat Idul Fitri di JIS, Pemprov DKI juga akan menghiasi ruang publik dengan ornamen ramadan.
Ornamen bertemakan ramadan dari tanggal 26 Maret – 1 Mei 2022, dan ornamen bertemakan Idul Fitri tanggal 1 Mei – 14 Mei 2022 di 5 wilayah kota administrasi.
Ramadan Market dan Jazz Festival dalam bentuk bazar juga bakal digelar untuk menggairahkan aktivitas ekonomi UMKM, lengkap dengan penampilan musik di Lapangan Banteng pada 11-24 April 2022.
Kepala Biro Pendidikan Mental dan Spiritual (Dikmental) DKI Jakarta, Gunas Mahdianto mengatakan rangkaian kegiatan ini diharapkan dapat memantik semangat masyarakat untuk lebih khusuk ibadah, sekaligus menyemarakkan bulan ramadan.
"Kami berharap kegiatan ini mampu memantik semangat masyarakat untuk tetap lebih khusuk ibadah, meningkatkan ukhuwah, dan menyemarakkan bulan ramadan," terang Gunas dalam keterangannya.
GridPop.ID (*)