Find Us On Social Media :

Selalu Tersaji saat Hari Raya Idul Fitri, Ternyata Ini Makna dan Filosofis Ketupat Sebagai Kuliner Khas Lebaran, Antara 'Ngaku Lepat' dan 'Laku Papat'

By Lina Sofia, Rabu, 4 Mei 2022 | 05:31 WIB

Ketupat adalah simbol perpaduan kebudayaan dan saling menghormati antara umat Islam dengan masyarakat Jawa yang belum memeluk Islam ketika itu.

GridPop.ID - Hari Raya Idul Fitri identik dengan ketupat.

Makanan ini menjadi hidangan yang wajib tersaji saat lebaran hari raya Idul Fitri 2022 ini.

Namun, meski kerap dijumpai pada hari raya Idul Fitri, masih banyak yang belum tahu makna di balik ketupat.

Lalu, apa makna ketupat yang disajikan di hari raya Idul Fitri 2022 ini?

Dilansir dari Grid.ID, menurut tradisi Jawa, ketupat sendiri merupakan sebuah akronim dari kalimat 'Ngaku Lepat'.

'Ngaku Lepat' sendiri dalam bahasa Indonesia berarti mengakui kesalahan diri sendiri.

Penyajian ketupat saat lebaran ini menjadi simbol permintaan maaf kepada sesama dan pengakuan kesalahan selama ini.

Sedangkan, Sejarawan Universitas Padjadjaran Bandung, Fadly Rahman menjelaskan bahwa ketupat ini memiliki dua makna yang menjadi simbol pengakuan kesalahan.

Pertama, ketupat merupakan akronim dari 'Ngaku Lepat' yang berarti mengakui kesalahan diri sendiri.

Baca Juga: Cara Membuat Ketupat Lebaran untuk Pemula, Dijamin Enak dan Pulen, Mantap Disantap Bareng Opor Ayam dan Sambal Goreng

Yang kedua, ketupat ini memiliki makna laku papat atau empat laku.

Nah, empat laku yang dimaksud juga memiliki makna tersendiri di baliknya.

Berikut ini makna dari laku papat itu sendiri:

1. Lebaran (berasal dari kata dasar lebar) bermakna membuka pintu maaf lebar-lebar untuk memaafkan kesalahan orang lain terhadap kita

2. Luberan (berasal dari kata dasar luber) bermakna luber atau melimpah, yaitu kita harus menyisihkan rejeki kita untuk bersedekah pada orang yang membutuhkan.

3. Leburan (berasal dari kata dasar lebur) bermakna melebur dosa dengan mengakui kesalahan yang sudah dilakukan selama satu tahun lamanya sebelum Idul Fitri.

4. Laburan (berasal dari kata lain dari kapur) kapur yang berwarna putih memiliki makna kembali putih atau kembali menyucikan diri layaknya baru lahir setelah hari raya Idul Fitri.

Nah, itu lah makna dari ketupat yang selalu disajikan di meja ketika hari raya Idul Fitri.

Pada dasarnya, hari raya Idul Fitri menjadi hari dimana manusia akan kembali fitri seperti bayi baru lahir.

Baca Juga: Jadi Menu Khas Kuliner Lebaran, Intip 6 Jenis Hidangan Ketupat Khas Indonesia dari Berbagai Daerah, Ada yang Makannya Langsung Pakai Tangan!

Sedangkan, ketupat inilah yang menjadi simbol manusia yang kembali fitri setelah mengakui segala kesalahan yang diperbuatnya.

Nah, itu lah makna di balik ketupat yang tak disangka-sangka ternyata menyiratkan makna mendalam.

Dilansir dari Kompas.com, ketupat merupakan sajian wajib saat Lebaran di Indonesia.

Bagi kamu yang baru pertama membuat ketupat, tak perlu ragu untuk mencobanya.

Pembuatan ketupat cukup memakan waktu.

Sedikitnya butuh waktu empat hingga sembilan jam untuk merebus beras menjadi ketupat.

Bahan-bahan yang diperlukan adalah seperti janur kelapa muda, beras, kapur sirih, dan garam.

Jika kamu pemula, disarankan untuk membeli janur kelapa muda yang sudah dianyam.

Baca Juga: Bisa Jadi Referensi Menu Hari Raya, Ini Sederet Kuliner Lebaran dari Berbagai Dunia, Tak Hanya Ketupat Lho!

GridPop.ID (*)