Dia menambahkan, polisi masih belum mengetahui bagaimana gerombolan itu mengangkut kotoran dalam jumlah besar atau mengapa mereka mencurinya.
"Penyelidikan terus dilaksanakan dan segala upaya dilakukan untuk menemukan pelaku," kata Tandekar.
Di desa Chhattisgarh, pemerintah negara bagian membeli kotoran sapi dari peternak sapi perah dengan harga 200 rupee (Rp 38.000) per 100 kilogram guna dijadikan pupuk kompos.
Dalam beberapa tahun terakhir, banyak negara bagian India telah mendorong petani untuk menjual kotoran sapi mereka untuk memajukan pertanian organik.
Selain itu, permintaan kotoran ternak juga meningkat untuk kebutuhan produk ramah lingkungan dan untuk tujuan keagamaan.
Beberapa orang Hindu di India menganggap sapi adalah hewan suci.
Mereka memanfaatkan kotoran dan air seni sapi sebagai obat-obatan dan praktik lainnya.
Baca Juga: Kesaksian Warga Bongkar Tabiat Selingkuhan Suami Polwan Suci, Sebut Sering Bawa Pria ke Rumah
Pada 2019, pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi menginvestasikan miliaran rupee untuk penelitian pengembangan obat-obatan dan produk kebersihan dari kotoran dan urin sapi.
Pemerintah ingin mendorong produksi pasta gigi, sampo, dan obat nyamuk dari kotoran dan urin sapi.
Diwartakan Kontan pada Mei 2021 lalu, warga India juga sempat membuat geger dunia lantaran melakukan terapi kotoran sapi secara massal.
Dilansir dari Reuters, di negara bagian Gujarat, India Barat, beberapa orang secara rutin mendatangi penampungan sapi untuk melumuri tubuh mereka dengan kotoran dan urin sapi.
Bukan tanpa alasan, orang-orang meyakini kotoran dan urin sapi memiliki kemampuan untuk meningkatkan kekebalan tubuh hingga menyembuhkan Covid-19.
Namun banyak dokter menyayangkan praktik pengobatan Covid-19 dengan kotoran dan urin sapi di India lantaran dianggap bisa menyebarkan penyakit lain.
GridPop.ID (*)