GridPop.ID - Warga Lumajang, Jawa Timur, tengah dihebohkan dengan kasus pelecehan seksual yang dilakukan pengasuh pondok pesantren (ponpes) di Dusun Curah Lengkong, Desa Curah Petung, Kecamatan Kedungjajang.
Berkedok dapat berkah, FN meminta korban untuk memijitnya hingga pelecehan seksual itu terjadi.
Warga yang kadung geram sampai beramai-ramai menggeruduk rumah FN dan melemparinya dengan batu hingga kaca pecah.
Kini, polisi tampak bersiaga di depan ponpres dan juga mengumpulkan perangkat desa untuk memberikan sosialisasi kepada warga agar menghormati proses hukum yang sedang berjalan.
Kronologi
Melansir dari Surya.co.id, dugaan pelecehan seksual terjadi sekitar bulan Januari-Maret 2022.
Hal ini dimungkinkan karena ketika hari libur Lebaran berakhir, kabarnya salah seorang korban enggan kembali ke ponpes.
Sikap santri inilah yang membuat curiga hingga korban melaporkan yang dialaminya kepada orang tuanya.
Kabarnya, FN mencabuli para korbannya bermula dari modus meminta pijat dengan iming-iming mendapat berkah.
Hal ini tentu saja membuat orang tua korban meradang.
Wali murid itu memutuskan melaporkan pelecehan seksual yang dialami anaknya ke Kepala Desa Curah Petung.
Berita ini langsung menyebar kepada para warga dan langsung menggeruduk ponpes.
Banyaknya jumlah massa yang datang membuat seluruh penghuni ponpes ketakutan.
Tapi juga gara-gara ini, dua orang santriwati lain berani ikut buka suara. Mereka mengaku juga pernah menjadi korban.
Sudah ditangkap
Sebagai tambahan informasi seperti yang dilansir dari Kompa.com, FN diamankan polisi usai dilaporkan masyarakat mencabuli santriwatinya, Kamis (19/5/2022) sekitar pukul 16.00 WIB.
FN diamankan ke Mapolres Lumajang untuk diperiksa.
"Tadi ada informasi dari kepala desa bahwa ada santriwati yang mengadu dilecehkan oleh oknum pengurus pesantren. Sore tadi kita amankan, sekarang sudah di Polres," kata Kapolres Lumajang AKBP Dewa Putu Eka Darmawan, Kamis (19/5/2022).
GridPop.ID (*)