Bos pabrik bahkan menuturkan bahwa pisahkan tulang ceker dengan mulut karyawan menjadikan pekerjaan "lima kali lebih cepat" daripada menggunakan alat.
Sementara pabrik tersebut, diketahui mampu menjual kulit ceker sebanyak 400-500 kilogram setiap harinya.
Melansir Daily Mail, delapan pekerja pabrik dalam video tersebut terlihat duduk di depan keranjang plastik penuh ceker ayam.
Di sekitar mereka, nampak beberapa mandor yang mengawasi, memperhatikan para karyawan yang menyobek ceker dengan gigi mereka, untuk setelahnya dipisahkan ke dalam ember yang berbeda.
Karyawan pabrik tersebut nampak mencengkeram tulang sebelum merenggutnya dan meludahkannya ke tanah.
Video tersebut juga menunjukkan salah seorang pekerja menggunakan tang untuk memisahkan tulang dari ceker, yang tampaknya memakan waktu lebih lama ketimbang memisahkannya dengan mulut.
Hal ini membuat ceker ayam tampak terdistorsi.
Petugas kebersihan yang merekam video tersebut merasa marah setelah mengetahui bahwa staf telah dilarang menggunakan mesin oleh bosnya.
Terlebih dengan dalih bahwa menggunakan mulut membuat pekerjaan menjadi 'lima kali lebih cepat' daripada mesin.
Mereka akhirnya menginstruksikan pemilik pabrik yang berusia 31 tahun untuk mengubah metodenya.
Gubernur provinsi Ronnachai Jitwiset juga memeriksa pabrik-pabrik lain di wilayah tersebut.