Find Us On Social Media :

Waspada! Gunung Anak Krakatau Erupsi dan 3 Kali Gempa Hembusan, Semburan Abu Vulkaniknya Capai 500 Meter, Warga Diminta Jauhi Kawasan

By Lina Sofia, Minggu, 3 Juli 2022 | 17:32 WIB

Erupsi Gunung Anak Krakatau pada Jumat (1/7/2022).

GridPop.ID - Gunung Anak Krakatau erupsi pada Jumat (1/7/2022) pukul 06.50 WIB, kemarin.

Pada Sabtu (2/7/2022), Gunung Anak Krakatau telah mengalami 3 kali gempa hembusan.

Seperti diketahui sebelumnya letusan Gunung Krakatau termasuk dalam letusan gunung terdahsyat di dunia yang terjadi pada tahun 1883.

Dilansir dari Intisari.ID, menurut Yusup Somadinata dalam buku 1000+ Bencana Terburuk di Dunia (2015), letusan Gunung Krakatau pada 1883 memiliki kekuatan daya ledak setara dengan 30.000 bom atom yang diledakkan pada Perang Dunia II, tepatnya di Hiroshima dan Nagasaki.

Suara letusannya bisa terdengar hingga Alice Springs, Australia serta Pulau Rodrigues, Afrika, yang berjarak 4.653 kilometer.

Bahkan, saat Krakatau meletus, dunia gelap selama dua setengah hari akibat debu vulkanik yang menutupi atmosfer bumi. Selain itu, debu Krakatau tersebar hingga Norwegia dan New York.

Tak heran apabila kini terjadinya erupsi di Gunung Anak Krakatau bisa membuat dunia ketar-ketir.

Dilansir dari Kompas.com, baru-baru ini Gunung Anak Krakatau mengalami erupsi.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM meminta warga menjauhi kawah Gunung Anak Krakatau sejauh 5 kilometer.

Baca Juga: Gunung Anak Krakatau Meletus Tengah Malam hingga Sebabkan Dentuman Dahsyat, 13 Gunung Berapi Indonesia Kini Berstatus Waspada - Siaga

Dalam data pengamantan pada Jumat (1/7/2022) pukul 06.50 WIB, telah terjadi erupsi yang terjadi di Gunung Anak Krakatau dengan kolom abu setinggi 500 meter dari puncak.

Gunung Anak Krakatau Erupsi terbesar terjadi pada Rabu (29/6/2022) pukul 14.51 WIB, dengan ketinggian kolom abu 2.000 meter dari puncak, dan tercatat mengalami erupsi sebanyak 3 kali.

Sedangkan pada Sabtu (2/7/2022) pukul 00.00-06.00 WIB, sudah terdapat beberapa kali rentetan gempa yakni 3 kali gempa embusan dengan amplitudo 9-20 mm, dan lama gempa 7-30 detik pada hari ini Kemudian terjadi 20 kali gempa Low Frequency dengan amplitudo 16-49 mm dan lama gempa 6-16 detik.

Selain itu juga 6 kali gempa vulkanik dangkal dengan amplitudo 11-23 mm, dan lama gempa 6-14 detik juga terjadi di Gunung Anak Krakatau.

Terakhir telah terjadi 1 kali gempa tremor menerus dengan amplitudo 1-10 mm, dominan 1 mm. Secara visual gunung tertutup Kabut 0-III, asap kawah tidak teramati.

Kepala Pos Pemantauan Gunung Anak Krakatau di Kalianda, Lampung Selatan, Andi Suardi mengatakan, peningkatan aktivitas vulkanik tiga hari terakhir cukup signifikan.

Meksipun demikian hingga kini, gunung itu berstatus Level III atau Siaga.

PVMBG sebelumnya menaikkan status Gunung Anak Krakatau dari Waspada (Level II) menjadi Siaga (Level III) sejak 24 April 2022, pukul 18.00 WIB.

Camat Rajabasa Sabtubi mengatakan bahwa sejak peristiwa tsunami di Selat Sunda pada 2018 telah membuat masyarakat di kawasan pesisir meningkatkan kewaspadaannya.

Baca Juga: Kondisi Sekitar Gunung Anak Krakatau Saat Ini, Sutopo Purwo: Tubuh Gunung Telah Banyak Berubah!

Apalagi saat aktivitas vulkanik Gunung Anak Krakatau mengalami peningkatan.

Namun, kini masyarakat tidak panik dalam merespon aktivitas vulkanik tersebut, karena telah mempunyai pengalaman untuk melakukan mitigasi bencana.

Masyarakat juga melakukan komunikasi dengan petugas pos pantau Gunung Anak Krakatau dan BMKG untuk mengetahui informasi perkembangan terkini aktivitas gunung tersebut.

Selain itu, pemerintah daerah telah mengupayakan jalur evakuasi tsunami di titik-titik rawan yang berpotensi tsunami.

Nantinya, jalur evakuasi akan diarahkan ke wilayah perbukitan tak jauh dari pesisir.

Tidak sampai mengganggu masyarakat Syamsiar (50), warga Pulau Sebesi menjelaskan jika aktivitas Gunung Anak Krakatau yang meningkat tidak sampai mengganggu aktivitas masyarkat Pulau Sebesi.

Meskipun Pulai Sebesi yang berjarak 10 kilometer dari Gunung Anak Krakatau dapat melihat abu vulkanik saat terjadi erupsi berserta suara dentumannya.

Sementara itu, kondisi ekosistem di tiga pulau sekitar Gunung Anak Krakatau, yakni Sertung, Panjang, dan Rakata kecil sudah membaik.

Misalnya di Kepulauan Rakata terbentuk rawa kecil di bagian tenggara pulau tersebut dengan ditemukan berbagai jenis satwa, seperti burung, kupu-kupu dan biawak.

Baca Juga: Ambil Foto di Gunung Bromo, Pengunjung Ini Mendadak Dikenakan Tarif Rp 1 Juta hingga Bukti Kuitansinya Disorot, Begini Penjelasan KLHK

GridPop.ID (*)