Find Us On Social Media :

Ibu-ibu Bisa Bernafas Lega, Berikut Update Harga Sembako Telur Ayam Ras di Tingkat Peternak hingga Eceran Gunungkidul yang Alami Penurunan

By Luvy Octaviani, Jumat, 2 September 2022 | 17:41 WIB

Ilustrasi telur

GridPop.ID - Update harga sembako memang kerap kali dinantikan ibu-ibu di rumah.

Kenaikan harga sembako tentu saja membuat para ibu-ibu khawatir.

Namun, jika harga sembako turun ibu-ibu akan semringah karena bisa menekan pengeluaran tiap bulan.

Langsung saja ini dia update harga sembako telur ayam ras di tingkat peternak hingga eceran di Gununngkidul.

Dilansir dari laman tribunjogja.com, harga telur ayam ras di Kabupaten Gunungkidul turun setelah sempat melambung tinggi pada pekan lalu.

Adapun penurunan harga terjadi dari tingkat peternak hingga eceran.

Ketua Paguyuban Ayam Petelur Gunungkidul , Subandi mengungkapkan jika harga telur ayam saat ini berada di kisaran Rp 25 ribu per kilogram (kg).

"Harga kulakannya sekitar Rp25.000,00 sampai Rp25.500,00 per kg," katanya dihubungi pada Jumat (02/09/2022).

Menurut Subandi, penurunan harga ini terjadi setidaknya dalam sepekan terakhir, dari yang sebelumnya sekitar Rp 28 ribu per kg.

Harga telur ayam ras pun terus mengalami penurunan, terutama di tingkat peternak.

Adapun untuk harga eceran, ia menjual telur ayam di kisaran Rp27 ribu per kg.

Baca Juga: Sebut Putri Candrawathi Punya Ingatan yang Tajam, Komnas HAM Beberkan Brigadir J Tak Sendirian Bopong Istri Ferdy Sambo ke Kamar, Sempat Ajak Sosok Ini

Selisihnya sekitar Rp 3 ribu dari harga sebelumnya.

"Kalau sebelumnya untuk eceran saya jual di harga Rp 30 ribu per kg," jelas Subandi.

Sementara di tingkat pedagang, harga telur ayam ras juga terpantau turun meski belum signifikan.

Seperti hasil pengamatan di Pasar Argosari Wonosari hari ini.

Ning, salah satu pedagang mengatakan harga telur ayam ras saat ini di kisaran Rp 28 ribu per kg. Hanya selisih sekitar Rp 2 ribu dari harga sebelumnya.

"Sekitar 3 harian ini harganya turun," ujarnya.

Menurut Ning, pengaruh permintaan terhadap turunnya harga terbilang minim.

Pasalnya, ia menyebut permintaan akan telur ayam cenderung normal, alias tidak ada penurunan.

Ia menilai turunnya harga telur ayam lebih dipengaruhi oleh pelaksanaan bantuan sosial Program Keluarga Harapan (PKH).

Menurutnya, masa pencairan bantuan sudah usai sehingga harga komoditas pangan pun ikut terdampak.

"Jadi kalau harga bahan pokok sudah turun lagi, tandanya program PKH sudah selesai dilakukan," jelas Ning.

Baca Juga: Dikeluarkan dari Asosiasi Sutrada Film Indonesia, Andibachtiar Yusuf Diminta Lakukan Konsultasi Psikologis Atas Tindakannya

Kenapa Harga Telur Naik?

Dilansir dari laman kompas.com, Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan, Syailendra, mengatakan, ada beberapa hal yang menyebabkan harga telur ayam naik.

Pertama, karena jumlah peternak ayam petelur turun sekitar 30 persen.

Sejak pandemi Covid-19 melanda Indonesia dan pemerintah menerapkan pembatasan kegiatan masyarakat, permintaan akan telur ayam menurun drastis, sementara produksi tak berkurang.

Ketidakseimbangan itu, kata Syailendra, membuat harga telur ayam anjlok hingga Rp14.000 per kilogram, sementara biaya produksi lebih mahal.

"Bayangkan, berapa bulan konsumen membeli dengan harga murah, itu peternak menjerit. Akhirnya banyak yang gulung tikar bahkan ada yang mengurangi populasi ayam petelurnya. Otomatis produksi turun," ujar Syailendra.

Kedua, harga pakan yang naik baik yang bersumber dari dalam negeri maupun impor. Catatan Kemendag, harga pakan sekarang Rp 6.800 hingga Rp 7.200 per kilogram.

Ketiga, adanya program bantuan sosial (bansos) dari Kementerian Sosial berupa bagi-bagi kebutuhan bahan pokok termasuk telur ayam.

"Bansos dari Kemensos diberikan berupa uang ke daerah, oleh daerah membelikan sembako, salah satu telur ayam. Jadi permintaan telur langsung naik tajam sehingga suplai ke pasar berkurang. Itu (bansos) ikut mendorong (kenaikan harga), tapi bukan pemicu utama," ujar dia.

Pantauan di lapangan, permintaan akan telur ayam melonjak hingga 60 persen.

Kemendag berjanji untuk menstabilkan harga dalam beberapa pekan ke depan. Pasalnya para peternak sudah menambah populasi ayam petelur.

Dalam jangka panjang, Kemendag bakal membuat kalkulasi antara kebutuhan nasional dengan konsumsi sehingga bisa mewan-wanti kekurangan produksi seperti yang terjadi sekarang.

Dari pantauan Kompas.com di lapangan, salah satunya di Pasar Cicaheum, Bandung, harga telur telah mencapai Rp 36.000 per kilogram, padahal sebelumnya hanya Rp 26.000 per kilogram.

Baca Juga: Kuliti Alasan Putri Candrawathi Sakit hingga Tak Ditahan, Psikolog Forensik Sentil Istri Ferdy Sambo: Sedang Main Akting?

Presiden Jokowi memprediksi harga telur akan kembali turun dalam waktu dua minggu ke depan.

"Nanti dua minggu akan turun Insya Allah," kata Jokowi, Senin (29/8/2022).

GridPop.ID (*)