Find Us On Social Media :

Bak Sudah Tahu Waktunya Dipanggil Tuhan, Ibu Korban Kecelakaan Maut di Bekasi Ungkap Gelagat Tak Biasa sang Anak Sebelum Kejadian Nahas, Rintihan Terakhirnya Bikin Merinding!

By Lina Sofia, Sabtu, 3 September 2022 | 06:02 WIB

Potret lokasi kejadian kecelakaan truk di depan SDN 2 Kota Baru, Kota Bekasi, Rabu (31/08/2022).

GridPop.ID - Kecelakaan maut yang melibatkan sebuah truk kontainer bermuatan besi terjadi di Jalan Sultan Agung, Kota Baru, Kota Bekasi, Jawa Barat, Rabu (31/8/2022) ini menyisakan duka mendalam bagi keluarga korban.

Seperti diketahui akibat dari kecelakaan ini, sebanyak 30 orang menjadi korban.

Sebanyak 10 orang dinyatakan meninggal dunia, yang tujuh di antaranya merupakan siswa SD.

Dilansir dari Kompas.com, raut sedih dan kehilangan tampak di wajah pasangan suami istri, Mardani (35) dan Ulpia (34), orang tua dari korban bernama Abdul Muis Al Habsi (10).

Abdul merupakan siswa kelas 5 SDN Baru III.

Saat kejadian, ia sedang jajan di depan sekolahnya yang berada di Jalan Sultan Agung Km 28,5 Kelurahan Kota Baru, Kecamatan Bekasi Barat itu.

"Dia (Abdul) istirahat di luar, mau jajan niatnya. Kalau istirahat keluar jajan mulu dia," ujar Ulpia saat ditemui di rumah duka di Kampung Rawa Pasung, RT 002 RW 004 Kota Baru, Kamis (1/9/2022).

Begitu mendapat informasi bahwa kemungkinan Abdul tertabrak, Ulpia yang saat itu sedang berada di rumah segera bergegas ke lokasi.

"Temannya ngasih tahu ke saya, saya di rumah. Saya buru-buru ke lokasi. Pas dilihat (di lokasi), sudah kayak gitu," kata Ulpia.

Saat itu, Ulpia belum tahu keberadaan anaknya. Sebab, kebanyakan korban tergencet truk.

"Di lokasi saya enggak tahu itu anak saya apa bukan, belum ketahuan. Soalnya itu masih kegencet," kata Ulpia.

"Pas truk mundur, ketahuan itu anak saya. Saya langsung lemas. Kata temannya, dia sempat teriak 'Opah..',"ucap dia.

Baca Juga: PILU! Meski Sederhana, Permintaan Terakhir Naufal Shidqi Tak Kesampaian Lantaran si Bocah SD Justru Jadi Korban Kecelakaan di Bekasi Tepat di Hari Ultahnya

Mardani juga mengungkapkan bahwa anak sulungnya itu sempat teriak minta tolong.

"Katanya sempat teriak, anak saya sempat teriak (minta tolong)," kata Mardani.

"Dia teriak, ‘Opah, tolongin aku opah’," lanjutnya.

Disebutkan bahwa anak berusia 10 tahun itu memanggil-manggil kakeknya, yang akrab disapa dengan panggilan opah.

"Karena kan yang sering antar jemput opahnya. Dia teriak, ‘Opah, opah’ mungkin pas habis lihat opahnya jemput itu dia istirahat keluar, lihat opahnya tadi kali. Sempat ngelihat opahnya jemput dia (adiknya) makanya teriak-teriak, 'Opah, opah, opah’," tutur Mardani.

Jenazah Abdul kemudian dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bekasi, lalu dimakamkan pada hari itu juga.

"Kalau untuk muka masih utuh, masih senyum. Badan ada bekas ban. Paha kiri sobek," tutur Mardani.

Abdul juga disebut tidak mau pergi ke sekolah dalam dua hari belakangan sebelum peristiwa terjadi. Alasannya karena mengantuk.

"Paginya (korban) juga enggak mau sekolah juga. Pas paginya itu," ujar Mardani.

Senada dengan Mardani, Ulpia juga menyampaikan bahwa buah hatinya enggan masuk sekolah.

Namun, Ulpia meminta anaknya agar tetap masuk sekolah.

"Kata saya, 'Sekolah, nanti diomelin sama bu guru kan udah kelas 5, enggak boleh bolos nanti diomelin ayah juga. Makanya kalau main jangan malem-malem, jadi ngantuk. Ayo cepetan mandi'," tutur Ulpia.

Baca Juga: DETIK-DETIK Mencekam Kecelakaan Maut di Bekasi yang Renggut Nyawa 11 Orang, 7 Diantaranya Siswa SD yang Berada di Gerbang Sekolahan

Setelah mandi, Abdul disuapi oleh sang bunda. Kendati tidak terbiasa merapikan rambutnya, kala itu dia menyisirnya dengan rapi.

"Biasanya dia enggak mau nyisir, 'Sisir A (kak), rambut gondrong banget', kata saya gitu, dia sisiran ke kamar, pakai minyak rambut, rapi," tutur Ulpia.

Ulpia pun tidak menyangka momen tersebut menjadi momen terakhir bersama Abdul.

Sebab setelah Abdul berangkat ke sekolah pagi itu, Ulpia tidak bisa lagi melihat Abdul pulang ke rumah.

Melansir Tribun Bekasi, Ketua Komnas Perlindungan Anak (PA), Arist Merdeka Siarait akan menyiapkan pelayanan trauma healing bagi siswa SDN Kota Baru II dan III Kota Bekasi.

Hal itu dilakukan Arist Merdeka Sirait untuk mereka pasca insiden kecelakaan maut kontainer yang terjadi di Jalan Sultan Agung beberapa waktu lalu.

Arist Merdeka Sirait pun langsung berkunjung ke SDN Kota Baru II dan III, sekaligus melihat secara langsung lokasi kecelakaan kontainer, yang menyebabkan 10 orang meninggal dunia itu.

"Nanti kita juga akan berikan trauma healing secara massal untuk murid-murid yang ada di sini," kata Arist, Jumat (2/9/2022).

Baca Juga: Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun, Ayah Emil Dardak Terlibat Kecelakaan Maut di Jalan Tol hingga Meninggal Dunia, Suami Arumi Bachsin Akui Ikhlas

GridPop.ID (*)