Find Us On Social Media :

Santri Gontor Tewas Dianiaya, Ibu Korban Ngadu ke Hotman Paris hingga Ceritakan saat Jenazah sang Anak Diantar ke Rumah, Pihak Pondok Sempat Tutupi Penyebab Kematian!

By Lina Sofia, Rabu, 7 September 2022 | 11:03 WIB

Seorang santri AM diduga tewas di Ponpes Gontor akibat penganiayaan dari teman santri lainnya.

GridPop.ID - Pondok Pesantren (Ponpes) Gontor 1 menjadi trending topik di Twitter.

Bukan tanpa sebab, hal ini karena munculnya dugaan kasus penganiayaan yang memakan korban salah satu santrinya.

Sang Ibu dari korban inisial AM ini melaporkan kasus yang menimpa anaknya ke Hotman Paris.

Melansir Kompas.com, Soimah, seorang ibu asal Palembang, Sumatera Selatan, mengadu ke Hotman Paris saat pengacara kondang tersebut datang ke Palembang.

Melalui video yang diunggah di Instagram Hotman Paris, sambil menangis, Soimah menceritakan bahwa anaknya berinisial AM, tewas di Pondok Pesantren Pondok Modern Darussalam Gontor 1, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur.

Hotman kemudian menyampaikan bahwa dia bersedia mendampingi Soimah mencari keadilan atas tewasnya AM.

Kemudian, lewat curhatannya di media sosial, Somiah juga menyebut pihak Ponpes Gontor awalnya tidak menyampaikan yang sebenarnya terkait penyebab tewasnya AM.

Soimah mengatakan, awalnya mendapat kabar dari ponpes bahwa anaknya meninggal karena kelelahan saat mengikuti Perkemahan Kamis Jumat (Perkajum).

Kabar tersebut didapatkan Soimah dari Ustad Agus, pengasuh Gontor 1 pada Senin (22/8/2022) sekitar pukul 10.20 Wib.

“Akhirnya almarhum tiba di Palembang pada Selasa siang, 23 Agustus 2022, diantar oleh pihak Gontor 1 dipimpin ustad Agus. Itu pun saya tidak tahu siapa ustad Agus itu, hanya sebagai perwakilan,” tulis Soimah dalam surat terbuka yang dia buat dan telah dikonfirmasi Kompas.com, Senin (5/9/2022).

Namun, Soimah mendapatkan laporan dari Wali Santri lain yang menyebutkan bahwa AM bukan meninggal karena kelelahan.

Pihak keluarga akhirnya meminta peti jenazah AM dibuka. Keluarga melihat kondisi korban bukanlah meninggal akibat kelelahan, tetapi diduga akibat kekerasan.

Baca Juga: Yang Dulunya Ngaku Jalin Hubungan Gelap 6 Tahun dengan Artis Kondang, Nyatanya Sosok Ini Bongkar Ketidakmungkinan Hotman Paris Mendua: Ngomong Doang

“Sungguh sebagai ibu saya tidak kuat melihat kondisi mayat anak saya demikian begitu juga dengan keluarga. Amarah tak terbendung, kenapa laporan yang disampaikan berbeda dengan kenyataan yang diterima. Karena tidak sesuai, kami akhirnya menghubungi pihak forensik dan pihak rumah sakit sudah siap melakukan otopsi,” jelasnya.

Setelah didesak, pihak Gontor 1 yang mengantarkan jenazah AM, mengakui bahwa AM menjadi korban kekerasan.

“Saya pun tidak bisa membendung rasa penyesalan saya telah menitipkan anak saya di sebuah pondok pesantren yang nota bene nomor satu di Indonesia,” ungkapnya.

Usai mendapatkan pengakuan dari pihak pondok pesantren, Soimah memutuskan untuk tidak jadi melakukan otopsi karena tidak ingin tubuh putranya tersebut "diobarak-abrik".

Melalui keterangan resmi, pihak Ponpes Gontor melalui Juru bicaranya Noor Syahid, menyampaikan permohonan maaf sekaligus menyatakan dukacita atas wafatnya AM.

“Kami sangat menyesalkan terjadinya peristiwa yang berujung pada wafatnya almarhum. Dan sebagai pondok pesantren yang concern terhadap pendidikan karakter anak, tentu kita semua berharap agar peristiwa seperti ini tidak terjadi lagi di kemudian hari,” kata Noor Syahid, lewat keteranga tertulis.

Ponpes Gontor juga meminta maaf kepada orangtua dan keluarga korban bila dalam proses pengantaran jenazah dianggap tidak jelas dan terbuka.

Noor menjelaskan, berdasarkan temuan tim pengasuhan santri, pihaknya menemukan adanya dugaan penganiayaan yang menyebabkan AM meninggal.

Menyikapi hal itu, pihak ponpes langsung bertindak dengan menindak atau menghukum mereka yang terlibat dugaan penganiayaan tersebut.

Menurut Noor, pada hari yang sama ketika korban meninggal, PMDG Ponorogo langsung mengeluarkan pelaku dari ponpes secara permanen dan langsung mengantarkan mereka kepada orangtua mereka masing-masing.

“Pada prinsipnya kami, Pondok Modem Darussalam Gontor tidak memberikan toleransi segala aksi kekerasan di dalam lingkungan pesantren, apa pun bentuknya, termasuk dalam kasus almarhum AM ini,” jelas Noor Syahid.

Sementara dilansir dari Tribun Jatim, Kapolres Ponorogo, AKBP Catur Cahyono Wibowo mengatakan tidak ada laporan terkait penganiayaan yang menyebabkan santri Gontor asal Palembang Sumatera Selatan meninggal dunia.

Baca Juga: 'Malah Tambah Tidak Jelas', Kecurigaan soal Hasil Autopsi Ulang Jenazah Brigadir J yang Disebut Tak Ada Luka Penganiayaan, Kamaruddin Simanjuntak Menduga Ada Persekongkolan Pihak Penyidik dan Forensik!

Namun begitu, Catur mengaku sudah bertemu langsung dengan pihak Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor untuk menindaklanjuti hal tersebut.

"Sudah kita tindak lanjuti tadi malam ada pertemuan dengan pihak Gontor dan pihak Gontor kooperatif yang pasti untuk kejadian ini sejak dari awal tidak ada pelaporan sama sekali baik polres maupun polsek," kata Catur, Senin (5/9/2022).

Dari pertemuan tersebut, Catur mengatakan pihak Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor berkomitmen untuk kooperatif dan tidak akan menutup-nutupi kasus tersebut.

"Untuk dugaan awal masih proses lidik nanti progres akan kita sampaikan," lanjutnya.

Polres Ponorogo sendiri sudah mengumpulkan sejumlah keterangan dari warga Pondok.

Baca Juga: Beda Keterangan soal Penganiayaan, Pengacara Brigadir J Ragukan Hasil Autopsi Kedua hingga Soroti Sikap Tim Dokter Forensik: Belum Profesional, Sekolahkan Lagi ke Luar Negeri

GridPop.ID (*)