GridPop.ID - Pondok Pesantren (Ponpes) Gontor 1 hingga kini masih menjadi sorotan.
Bukan tanpa sebab, hal ini karena munculnya dugaan kasus penganiayaan yang memakan korban salah satu santrinya.
Dilansir dari Kompas.com, Pimpinan Pondok Modern Pesantren Darussalam Gontor KH M Akrim Mariyat menolak berkomentar terkait kasus kematian santri mereka, AM (17), yang diduga menjadi korban penganiayaan seniornya.
Begitu pun terkait laporan pihak pondok pesantren yang dinilai lamban dan dugaan adanya surat keterangan kematian palsu, Akrim enggan berkomentar.
“Permasalahan ini bukan urusan saya. Ada pembicara khusus. Kita ada namanya tim jubir sendiri,” kata M Akrim usai ziarah ke makam AM di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Sungai Selayur, Kecamatan Kalidoni, Palembang, Sumatera Selatan, Jumat (9/9/2022).
Disinggung soal dugaan kelalaian dari pondok pesantren, M Akrim tak mau berkomentar sedikit pun.
Ia hanya berjalan keluar menuju TPU untuk silaturahmi ke rumah korban.
“Sudah mas ya, sudah,” kata seorang yang berada di samping M Akrim.
Diberitakan sebelumnya, KH M Akrim Mariyat datang bersama para anggotanya yang lain didampingi Rusdi (47), ayah kandung AM.
Setelah itu, ia bersama para anggotanya berdoa di atas makam AM dilanjutkan takziah di rumah duka.
Menurut M Akrim, mereka datang ke Palembang dalam rangka takziah dan sengaja menemui keluarga AM. Sebab, AM merupakan alumni di pondok pesantren gontor .
“Korban adalah alumni kita, murid kita dan wafat di Ponpes Gontor,” kata Akrim usai ziarah.
Ia meyakini, AM meninggal dalam keadaan mati syahid karena masih aktif menimba ilmu di Pondok Pesantren Gontor.
“Kita yakin anak yang belajar dan meninggal sama dengan mati syahid. Karena dia adalah fisabilillah,” ujarnya.
Sebelumnya sang Ibu dari korban inisial AM ini melaporkan kasus yang menimpa anaknya ke Hotman Paris.
Diwartakan GridPop.ID , sebelumnya, Soimah, seorang ibu asal Palembang, Sumatera Selatan, mengadu ke Hotman Paris saat pengacara kondang tersebut datang ke Palembang.
Melalui video yang diunggah di Instagram Hotman Paris, sambil menangis, Soimah menceritakan bahwa anaknya berinisial AM, tewas di Pondok Pesantren Pondok Modern Darussalam Gontor 1, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur.
Hotman kemudian menyampaikan bahwa dia bersedia mendampingi Soimah mencari keadilan atas tewasnya AM.
Kemudian, lewat curhatannya di media sosial, Somiah juga menyebut pihak Ponpes Gontor awalnya tidak menyampaikan yang sebenarnya terkait penyebab tewasnya AM.
Soimah mengatakan, awalnya mendapat kabar dari ponpes bahwa anaknya meninggal karena kelelahan saat mengikuti Perkemahan Kamis Jumat (Perkajum).
Kabar tersebut didapatkan Soimah dari Ustad Agus, pengasuh Gontor 1 pada Senin (22/8/2022) sekitar pukul 10.20 Wib.
“Akhirnya almarhum tiba di Palembang pada Selasa siang, 23 Agustus 2022, diantar oleh pihak Gontor 1 dipimpin ustad Agus. Itu pun saya tidak tahu siapa ustad Agus itu, hanya sebagai perwakilan,” tulis Soimah dalam surat terbuka yang dia buat dan telah dikonfirmasi Kompas.com, Senin (5/9/2022).
Namun, Soimah mendapatkan laporan dari Wali Santri lain yang menyebutkan bahwa AM bukan meninggal karena kelelahan.
Pihak keluarga akhirnya meminta peti jenazah AM dibuka. Keluarga melihat kondisi korban bukanlah meninggal akibat kelelahan, tetapi diduga akibat kekerasan.
“Sungguh sebagai ibu saya tidak kuat melihat kondisi mayat anak saya demikian begitu juga dengan keluarga. Amarah tak terbendung, kenapa laporan yang disampaikan berbeda dengan kenyataan yang diterima. Karena tidak sesuai, kami akhirnya menghubungi pihak forensik dan pihak rumah sakit sudah siap melakukan otopsi,” jelasnya.
Setelah didesak, pihak Gontor 1 yang mengantarkan jenazah AM, mengakui bahwa AM menjadi korban kekerasan.
“Saya pun tidak bisa membendung rasa penyesalan saya telah menitipkan anak saya di sebuah pondok pesantren yang nota bene nomor satu di Indonesia,” ungkapnya.
GridPop.ID (*)