Hal ini telah dikonfirmasi oleh Kepala Devisi Pengadaan Komoditi Perum Bulog, Budi Cahyanto.
Menurut Budi, hal ini dikarenakan permintaan pasar akan beras medium Cadangan Beras Pemerintah (CBP) sedang tinggi hingga 10 ribu ton per hari di seluruh Indonesia.
"Namun kami juga terus lakukan serapan terutama di daerah sentra produksi yang sedang panen misalnya di Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat dan Merauke," terang Budi, Senin (26/9).
Meski demikian Budi mengatakan bahwa stok beras hingga akhir tahun 2022 cukup. Saat ini Bulog masih memiliki cadangan beras 800 ribu ton.
Sementara menurut Budi, kebutuhan bulanan beras terutama pada masyarakat miskin atau rentan pangan adalah 190 ribu ton per bulan. Dan biasanya pemerintah menetapkan ketahanan minimum itu 3 bulan, maka dapat diasumsikan total kebutuhan 600 ribu ton.
"Bulog saat ini masih memiliki stok 800 ribu ton. Dengan penyerapan yang terus berjalan, harapannya hingga akhir tahun stok beras masih tetap 800 ribu ton," terang Budi.
Dengan stok yang ada saat ini, Bulog masih belum mendapatkan penugasan untuk impor beras. Namun jika pada nantinya pemerintah memberikan wewenang, Bulog siap menerima penugasan tersebut.
"Terkait impor mengingat regulasi ada di Pemerintah, kami menunggu saja jika sewaktu - waktu di tugaskan," tutur Budi.
Selanjutnya terkait dengan adanya potensi gagal panen karena La Lina, antisipasi dari Bulog adalah menyerap padi secepat mungkin pada masa panen raya. Sehingga dampak curah hujan tinggi harapannya tidak banyak berpengaruh ke padi yang ditanam pada periode Oktober - Maret.
Baca Juga: Harga Sembako Tepung Terigu Terus Merangkak Naik Tembus Rp 269.500
GridPop.ID (*)