Find Us On Social Media :

LANGGAR Aturan FIFA Tetap Gunakan Gas Air Mata di Stadion Kanjuruhan, Polisi Bongkar Alasannya

By Luvy Octaviani, Minggu, 2 Oktober 2022 | 10:00 WIB

Polisi gunakan Gas Air Mata saat kericuhan di Stadion Kanjuruhan Malang, ternyata langgar aturan FIFA

GridPop.ID - Awan duka menyelimuti dunia sepak bola di Indonesia.

Diketahui, Sebanyak 127 orang tewas dalam kerusuhan suporter yang pecah seusai pertandingan derbi Jawa Timur, Arema FC vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10/2022) malam.

Dilansir dari laman tribunnews.com, Koordinator Save Our Soccer, Akmal Marhali mengungkapkan adanya deretan pelanggaran sehingga kerusuhan yang terjadi seusai pertandingan Arema FC vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Sabtu (1/10/2022).

Pertama, penembakan gas air mata oleh kepolisian yang disebut melanggar aturan FIFA.

Diketahui, Kapolda Jatim Irjen Pol Nico Alfinta mengakui bahwa personel keamanan menembakan gas air mata dilakukan terkait respons atas kelakuan suporter.

“Aturan FIFA itu di pasal 19 b disebutkan bahwa senjata dan gas air mata tidak boleh masuk ke dalam lapangan sepakbola untuk pengamanan pertandingan,” kata Akmal dalam Breaking News Kompas TV, Minggu (2/9/2022).

Menurutnya, penggunaan gas air mata ini menunjukkan tidak adanya kerjasama yang jelas antara PSSI dengan petugas keamanan yang berjaga mengamankan pertandingan.

“Artinya ada pelanggaran di sini, tidak ada SOP yang diberikan antara PSSI saat kerjasama dengan polisi bahwa gas air mata itu berdasarkan aturan FIFA tidak boleh masuk ke dalam lapangan sepak bola,” ujarnya.

Sebagai informasi berikut isi aturan FIFA pasal 19 b:

No firearms or ‘crowd control gas’ shall be carried or used (senjata api atau ‘gas pengendali massa’ tidak boleh dibawa atau digunakan),” demikian tertulis aturan FIFA tersebut.

Sehingga bisa dikatakan, pihak keamanan laga Arema vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan melanggar aturan FIFA.

Baca Juga: Kronologi KDRT Lesti Kejora Diungkap Polisi, Kini Sudah 2 Hari Istri Rizky Billar Dirawat di RS!

Akmal pun menganggap faktor utama banyaknya korban tewas di kerusuhan ini lantaran penembakan gas air mata.

“Kemudian inilah penyebab banyaknya korban meninggal karena situasi berdesak-desakan, sesak napas, dan sebagainya sehingga tidak bisa diantisipasi dengan baik yang pada akhirnya ini menjadi pemicu utama tumbal nyawa 127 (orang) di Stadion Kanjuruhan,” jelasnya.

Polisi Ungkap Alasan Tembakkan Gas Air Mata ke Arah Suporter

Sementara mengutip dari laman tribunjatim.com, untuk menghalau suporter yang ricuh di Stadion Kanjuruhan Malang usai laga Bigmatch Arema FC vs Persebaya Surabaya, polisi menembakkan gas air mata, Sabtu (1/10/2022).

Kapolda Jatim, Irjen Pol Nico Afinta menjelaskan, tindakan polisi menembakkan gas air mata saat kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang lantaran sebab akibat.

Kata Irjen Pol Nico Afinta, polisi sebenarnya telah memberikan imbauan kepada suporter agar tidak turun ke lapangan.

"Sebelumnya didahului oleh imbauan terlebih dahulu kepada suporter. Jadi tolong dipahami rekan-rekan. Sudah dihalau oleh aparat kami untuk tidak usah turun ke lapangan," kata Irjen Pol Nico Afinta saat berikan keterangan di Polres Malang pada Minggu (2/10/2022) dini hari.

Irjen Pol Nico Afinta menambahkan, imbauan petugas tidak diindahkan oleh kelompok suporter.

Hingga akhirnya suporter tumpah ruah ke dalam lapangan mengejar pemain Arema FC yang hendak berjalan menuju ruang ganti.

Menurut Irjen Pol Nico Afinta, suporter begitu kecewa dengan penampilan Arema FC melawan Persebaya Surabaya.

"Beberapa imbauan itu tidak dituruti kemudian dilakukan pemukulan terhadap petugas kepolisian. Upaya-upaya pencegahan dilakukan hingga akhirnya dilakukan pelepasan gas air mata. Karena sudah tragis dan sudah mulai menyerang petugas dan merusak mobil," jelas Irjen Pol Nico Afinta.

Baca Juga: Tips Hidup Sehat dari Ahli Gizi, Begini Cara Hindari Konsumsi Gula Berlebih pada Makanan & Minuman Kemasan

Irjen Pol Nico Afinta begitu menyesalkan peristiwa maut ini terjadi dalam sepak bola Indonesia.

"Selama ini komunikasi dengan suporter Arema juga baik. Kami juga sedang mendalami kenapa suporter yang tidak puas ini begitu beringasnya," terangnya.

Irjen Pol Nico Afinta berharap tragedi Arema vs Persebaya tidak lagi terjadi.

"Jadi mari kami selesaikan terlebih dahulu. Kita koordinasi untuk segera dapat menyelesaikan masalah ini," tutupnya.

Efek Gas Air Mata

Dilansir dari laman tribunnewswiki.com, meski tidak mematikan, gas air mata tergolong dalam gas beracun.

Gas air mata dapat menimbulkan beberapa efek tertentu pada tubuh.

Biasanya dapat memicu peradangan pada selaput lendir mata, hidung, mulut, dan paru-paru.

Efek tersebut akan muncul sekitar 30 detik setelah terkena gas.

Gejala yang muncul antara lain sensasi panas terbakar di mata, produksi air mata yang berlebihan, pengelihatan menjadi kabur, kesulitan bernafas, dan nyeri pada dada.

Selain itu, orang yang terkena gas air mata juga dapat mengalami air liur berlebihan, iritasi kulit, bersin, batuk, hidung berair, terasa seperti tercekik, kebingungan dan disorientasi yang memicu kepanikan, kemarahan intens.

Baca Juga: Tamat Sudah Riwayat Rizky Billar, Suami Lesty Kejora Kini Terancam 5 Tahun Penjara, Sudah Dikonfirmasi Polisi!

Pada kadar tertentu, terkontaminasi gas air mata dapat menyebabkan muntah dan diare.

Gas air mata dapat terdiri atas beberapa senyawa.

Biasanya, senyawa tersebut antara lain CS (chlorobenzylidenemalononitrile), CR, CN (chloroacetophenone), bromoacetone, phenacyl bromide, atau semprotan merica.

Gas air mata dilepaskan dalam bentuk granat atau kaleng aerosol yang dipasang di ujung senapan gas dan ditembakkan dengan peluru kosong.

Hal itulah yang menyebabkan terdengarnya suara tembakan ketika pelatuk gas air mata dilepaskan.

Granat gas air mata sering meledak di udara.

Kemudian granat tersebut akan memuntahkan wadah logam untuk melepaskan gas.

Wadah tersebut memiliki suhu yang panas, sehingga jangan menyentuhnya.

GridPop.ID (*)