Find Us On Social Media :

Diduga Kurang Oksigen & Paparan Gas Air Mata, Komnas HAM Ungkap Kondisi Korban Tragedi Kanjuruhan: Mata Merah, Keluar Busa

By Lina Sofia, Kamis, 6 Oktober 2022 | 16:02 WIB

Korban kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur.

GridPop.ID - Komnas HAM sebut kondisi korban tragedi stadion Kanjuruhan sungguh memprihatinkan.

Komnas HAM mengantongi sejulah bukti terkait tragedi Stadion Kanjuruhan Malang, dinataranya soal kondisi jenazah dan para korban yang wajahnya biru dan mata merah.

Kemungkinan besar hal ini karena kekurangan oksigen dan juga terkena gas air mata.

"Kondisi jenazahnya banyak yang mukanya biru, jadi muka biru ini banyak. Ini yang menunjukkan kemungkinan besar karena kekurangan oksigen karena juga gas air mata. Jadi muka biru, terus ada yang matanya merah, keluar juga busa," kata Choirul Anam di kanal Youtube Humas Komnas HAM RI pada Rabu (5/10/2022).

Selain itu, ia menjelaskan karakter luka yang dialami korban yakni di antaranya patah kaki, patah rahang, dan memar.

"Ada beberapa yang sangat memperihatinkan karena kena gas air mata adalah kondisi mata. Matanya sangat merah," kata Anam.

"Bahkan kami bertemu dengan salah satu korban, itu peristiwanya hari Sabtu, Senin bertemu kami, Senin baru bisa melihat. Matanya sakit kalau dibuka. Dadanya juga perih, sesak napa, tenggorokannya perih. Itu beberapa contoh informasi yang kami dapat," kata dia.

Selain itu, Komnas HAM pun mendapat catatan soal kronologi peristiwa setelah peluit tanda berakhirnya pertandingan ditiup wasit.

Ia mengatakan selama ini berkembang bahwa kericuhan atau kekerasan terjadi ketika suporter merangsek ke lapangan karena mau menyerang pemain.

Namun demikian, kata Anam, fakta berbeda ditemukan berdasarkan penelusurannya kepada Aremania atau suporter Arema maupun kepada pemain Arema FC.

"Jadi mereka (suporter) merangsek itu memang mau memberikan semangat, berkomunikasi dengan pemain. Kami kroscek ke para supporternya bilangnya ya kami kan mau kasih semangat walaupun mereka kalah. Ini satu jiwa. Ayo Arema jangan menyerah," kata Anam.

Baca Juga: BUKAN Sosok Sembarangan, Inilah Irjen Sri Handayani, Satu-satunya Polwan di Tim Pencari Fakta Tragedi Kanjuruhan

"Ketika kami kroscek kalimat-kalimat itu juga berdialog dengan teman-teman pemain, terutama pemain yang terakhir meninggalkan lapangan, itu juga disampaikan," sambung Anam.

Menurut pengakuan pemain Arema FC terakhir yang meninggalkan stadion kepadanya, kata Anam, pemain tersebut mengatakan hal yang sama.

Bahkan, kata dia, pemain tersebut sempat menunjukkan fotonya ketika dirangkul Aremania.

"Jadi tidak ada pemain yang luka. Jadi kalau ada informasi yang bilang bahwa supporter ke sana mau menyerang pemain itu bilang bahwa itu tidak seperti itu dan supporternya juga bilang bahwa tidak seperti itu. Jadi dinamika ini jadi penting," kata Anam.

Namun demikian, kata Anam, pihaknya masih menelusuri secara mendalam terkait hal tersebut.

Hal itu juga karena menurutnya ada rentang waktu beberapa menit situasi di lapangan masih kondusif sebelum kerusuhan pecah berdasarkan rekeman video, keterangan supporter, keterangan pemain, dan juga perangkat pertandingan.

"Kami sayangkan ini, kondisi ini kok ricuh. Apalagi kericuhan itu, banyak pihak yang memberikan keterangan kepada kami itu akibat gas air mata," kata Anam.

"Gas air matalah yang membuat panik dan sebagainya sehingga ada terkonsentrasi di sana di beberapa titik pintu. Ada pintu yang terbuka sempit. Terus ada pintu yang tertutup. Itulah yang membuat banyak jatuh korban," sambung dia.

Anam juga mengungkapkan saat ini pihaknya sedang mendalami terkait perencanaan pengamanan sebelum Tragedi Stadion Kanjuruhan Malang terjadi.

Mengutip Kompas.com, Kepala Divisi Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo mengungkapkan anggota Polri yang diperiksa tim audit investigais Mabes Polri yang terdiri ari Itwasum dna Divisi Propam Polri bertambang menjadi 31 orang.

"Sebanyak 31 itu belum selesai dilanjutkan pemeriksaan pada malam hari ini dan besok. Karena sesuai arahan bapak Kapolri (Jenderal Listyo Sigit Prabowo) ada beberapa hal yang harus betul-betul didalami," kata Dedi dalam konferensi pers di Mapolres Malang, Rabu malam.

Baca Juga: Wajah Hitam & Melembung Kena Gas Air Mata, Kakak Korban Tragedi Kanjuruhan Nangis Buka Kantong Jenazah sang Adik, Sempat Tak Dikenali!

Tragedi Kanjuruhan juga berimbas kepada dicopotnya jabatan Kapolres Malang, AKBP Ferli Hidayat.

Posisi Ferli Hidayat di Kapolres Malang saat ini digantikan oleh AKBP Putu Kholis Aryana, yang sebelumnya menjabat Kapolres Pelabuhan Tanjung Periuk Polda Metro Jaya.

Di lain sisi, AKBP Ferli Hidayat dimutasi sebagai Pamen SSDM Polri.

Di samping itu, Kapolri juga memberikan perintah kepada Kapolda Jawa Timur, Irjen Nico Afinta, untuk menon-aktifkan jabatan Komandatan Batalyon (Danyon) Komandan Kompi, dan Komandan Pelaton Brimob Polda Jawa Timur sebanyak 9 orang.

Adapun Komandan Brimob yang dicopot adalah AKBP Agus Waluyo, Danki atas nama AKP Hasdarman, Danton Aiptu Solikin, Aiptu M Samsul, Aiptu Ari Dwiyanto, Danki atas nama AKP Untung, Danton atas nama AKP Danang, dan Danton AKP Nanang, serta Danton Aiptu Budi.

Baca Juga: HINDARI Ucapkan Kalimat Ini Pada Keluarga Korban Tragedi Kanjuruhan, Begini Penjelasan Psikiater

GridPop.ID (*)