Kondisi seperti itu membuat frustrasi pelaku KDRT semakin meningkat dan bertambah ketika merasa kehilangan kendali.
Di fase ini, umumnya korban KDRT mencoba meredakan ketegangan agar tidak mengalami tindak kekerasan oleh pelaku.
2. Fase Insiden
Kedua, yaitu fase di mana pelaku KDRT cenderung merasa perlu untuk melepaskan ketegangan yang ia rasakan sehingga dapat berkuasa dan memegang kendali lagi.
Di fase ini, mereka umumnya akan mulai berperilaku kasar dengan melakukan tindakan-tindakan, semisal:
- Menghina pasangan.
- Mengancam akan menyakiti pasangan.
- Mencoba mengontrol bagaimana pasangannya bertindak, berpakaian, memasak, dll.
- Melakukan kekerasan fisik atau seksual terhadap pasangan.
- Memanipulasi pasangan secara emosional, seperti menargetkan rasa tidak aman mereka atau berbohong dan menyangkal telah melakukan kesalahan.
- Mengalihkan kesalahan atas perilakunya kepada pasangan.