GridPop.ID - Tante Brigadir J, Roslin Simanjuntak, mengaku sempat merasa khawatir ketika bertemu Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi dalam persidangan.
Hal ini karena keluarga Brigadir J masih melihat ada perlakuan berbeda yang didapat saat persidangan Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi.
Sebab, ia merasa Sambo dan Putri masih disegani karena kekuasaannya.
“Memang secara rasa waswas itu ada. Ya bagaimana mereka masih mempunyai relasi kekuasaan yang kami lihat,” ujar Roslin, dikutip Kompas.com dari program Rosi Kompas TV, Kamis (3/11/2022).
Menurut dia, kekuasaan Sambo itu masih terasa sehingga ada perbedaan perilaku aparat kepadanya.
Ada aturan yang berbeda ketika keluarga Yosua hadir sebagai saksi untuk terdakwa Sambo dan Putri, dibandingkan saat memberikan kesaksian untuk Eliezer, Kuat Ma’ruf, serta Ricky Rizal.
“Waktu kita masuk kesaksian Eliezer, tas kita enggak diperiksa, tidak dimasukan ke metal detector,” ujar dia.
“Tapi, ketika masuk persidangan Putri Candrawati dan Sambo diperiksa semua dan handphone-handphone kita tidak boleh kita bawa ke ruang persidangan,” kata dia.
Keluarga Yosua pun tak diperbolehkan membawa tas saat bersaksi untuk Sambo dan Putri.
Larangan itu tak ada saat mereka bersaksi untuk persidangan Kuat Ma’ruf dan Ricky Rizal.
“Saya rasa itu masih ada relasi kekuasaan kenapa ada perbedaan antara terdakwa satu dengan yang satu lagi,” kata dia.
Adapun kelima terdakwa dalam perkara ini yakni Sambo, Putri, Eliezer, Kuat Ma’ruf, serta Ricky Rizal telah bertemu keluarga Yosua.
Sidang berlangsung secara emosional kala para pihak tersebut bertemu.
Sambo telah menyampaikan permintaan maaf, tetapi tetap bertahan pada kesaksiannya bahwa motif di balik insiden itu karena Yosua melakukan pelecehan seksual pada Putri.
Para terdakwa dijerat dengan pasal dugaan pembunuhan berencana, yaitu Pasal 340 subsider Pasal 338 juncto Pasal 55 dan Pasal 56 Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP).
Ancaman pidana maksimal untuk para terdakwa adalah hukuman mati, penjara seumur hidup, atau 20 tahun penjara.
Dalam persidangan tersebut, momen Samuel Hutabarat meminta Putri Candrawathi melepas maskernya di ruang sidang menarik perhatian publik.
Melansir Tribun Makassar, Samuel Hutabarat hadir di persidangan sebagai saksi atas kasus pembunuhan Brigadir J.
Pasalnya selama ini, Putri Candrawathi selalu menutupi wajahnya dengan mengenakan masker dan rambutnya saat tampil ke publik.
Sejak kasus Brigadir J mencuat hingga masuk ke persidangan, Putri Candrawathi tak pernah melepas maskernya.
Sidang yang menghadirkan kedua orangtua Brigadir J itu menjadi momen perdana bagi istri Ferdy Sambo melepas masker.
Saat memasuki ruang sidang pada Selasa (1/11/2022), Putri Candrawathi yang mengenakan pakaian serba hitam juga tetap memakai masker warna senada.
Dia duduk di barisan para kuasa hukumnya saat mendengar kesaksian dari para keluarga Brigadir J.
Istri Ferdy Sambo itu tak bisa menolak permintaan dari ayah Brigadir J Samuel Hutabarat yang meminta kepada majelis hakim agar masker Putri Candrawathi dan Ferdy Sambo dilepas.
Momen itu terjadi saat Putri Candrawathi diberi kesempatan untuk menanggapi kesaksian orangtua Brigadir J sekaligus menyampaikan permohonan maafnya secara langsung.
"Mohon izin saya menyampaikan permintaan, agar maskernya supaya dibuka," ujar Samuel pada majelis hakim.
Usai melepas maskernya, Putri Candrawathi pun kemudian menyampaikan permohonan maafnya kepada Samuel dan Rosti Simanjuntak.
"Saya juga sebagai seorang ibu bisa merasakan bagaimana duka di hati ibu sebagai ibunda dari Yosua, yang mengalami kehilangan seorang anak yang adalah nafas kehidupan.
Untuk itu dari kerendahan hati yang dalam, saya mohon maaf untuk ibu Yosua beserta keluarga atas peristiwa ini.
Semoga Tuhan yang maha kuasa menguatkan hati ibu dan bapak Samuel Hutabarat beserta keluarga.
Tuhan Yesus memberkati dan menyertai ibu dan bapak bersama keluarga.
Saya siap menjalankan sidang ini dengan ikhlas atas seluruh peristiwa yang terjadi. Terima kasih," ujar Putri Candrawathi sembari menangis saat menyampaikan permohonan maafnya.
GridPop.ID (*)