Find Us On Social Media :

Cuek saat Orang Tua Sakit Parah, Eks Ketua RT Bongkar Masa Lalu Keluarga Tewas di Kalideres yang Mengerikan: Durhaka sama Keluarga

By Lina Sofia, Jumat, 18 November 2022 | 06:32 WIB

Mantan ketua RT ungkap masa lalu keluarga yang tewas di Kalideres.

GridPop.ID - Mantan ketua RT tempat satu keluarga tewas di Kalideres, Jakarta Barat mengungkap fakta baru yang sangat mencengangkan.

Mantan ketua RT ini cerita terkait masa lalu satu keluarga tewas di Kalideres.

Dilansir dari Tribunnewsmaker.com, Muhammad Mundji (70) mantan ketua RT 007 RW 003 Gunung Sahari Utara, Jakarta Pusat mengungkap keluarga yang tewas di Kalideres sebelumnya sempat tinggal di wilayahnya di Gunung Sahari Utara sampai tahun 1997.

Mundji mengaku dirinya mengenal baik Tan Giok Tjin, ayah dari Rudyanto dan Budianto Gunawan, dua dari empat anggota keluarga yang ditemukan tewas di Kalideres, Jakarta Barat.

Sama seperti keterangan para tetangga di Kalideres, Mudji juga menyebut keluarga Rudyanto ini tertutup sejak tinggal di wilayahnya.

Mereka tak pernah bersosialisasi kepada tetangga di sebelah kiri dan kanannya.

Bahkan, mereka juga tak mengacuhkan ayahnya sendiri, Tan ketika sakit.

Pada tahun 1997, Tan Giok Tjin sempat terpeleset dari kamar mandi rumahnya.

Tan mengeluh kesakitan dan sulit berjalan.

Dia hanya bisa terbaring di kamar tidur.

Namun, cerita Mundji, anak-anaknya hingga mantu tak ada yang mengurusi ayahnya saat sakit.

Baca Juga: BELATUNG Jadi Petunjuk Penting, Polisi Ungkap Kemajuan Penyelidikan Kematian Satu Keluarga di Kalideres, Bukan Mati Kelaparan

"Ya itu lah gara-gara enggak ngerawat ayahnya yang jatuh. Cuek sampai sakit di kamar.

Istrinya Tan datang ke saya minta tolong," katanya saat ditemui TribunJakarta.com di Gang Lilin 11, Gunung Sahari Utara, Kemayoran, Jakarta Pusat, pada Rabu (16/11/2022).

Mundji kerap diminta belikan obat oleh istri Tan.

Selain itu, ia juga pernah mengantarkan Tan ke rumah sakit naik bajaj oren.

"Anaknya enggak pernah ngurus. Anak kandung loh itu," tambahnya.

Dalam kesaksiannya, tak pernah anak-anak Tan membawa sang ayah ke rumah sakit atau tempat urut.

Tiba-tiba, Mundji mendapatkan kabar dari istri Tan bahwa Tan sudah meninggal.

"Kalau istrinya sakit karena mikirin suaminya kayaknya," katanya.

Puluhan tahun berlalu, Mundji yang saat ini sudah tak jadi Ketua RT itu mendapatkan kabar bahwa satu keluarga yang pernah dekatnya itu tewas misterius di Perumahan Citra Garden Satu Extension, Kalideres, Jakarta Barat.

Mundji seketika terbersit dengan cerita perlakuan mereka terhadap orang tuanya itu.

"Kalau saya bilang ini meninggal karena durhaka sama keluarganya.

Baca Juga: Tukang Jamu Langganan Satu Keluarga Meninggal di Kalideres Muncul, Ungkap Kejanggalan Soal Tubuh Salah Seorang Korban

Mereka orang yang berkecukupan enggak mungkin meninggal karena kelaparan.

Bagi saya itu karma sama orang tua," pungkasnya.

Di sisi lain, anggota keluarga yang tewas secara misterius di rumahnya di perumahan Citra Garden 1, Kalideres, Jakarta Barat, semasa hidupnya disebut sempat ingin meminjam uang.

Melansir dari laman Kompas.com, hal itu disampaikan R, tukang jamu keliling yang sudah menjadi langganan korban.

R berujar, salah satu anggota keluarga tersebut bertanya apakah bisa meminjam uang sebesar Rp 50 juta.

Dia beralasan, uang itu akan digunakan untuk operasi kerabatnya.

"Dia pernah wa (WhatsApp) ke saya minjem duit 50 juta buat operasi. Operasi untuk apa saya enggak tahu," ujar R kepada wartawan tak jauh dari lokasi rumah tewasnya satu keluarga di Kalideres, Selasa (15/11/2022).

R pun belakangan mengaku kaget saat diberitahu pedagang rokok di sekitar lokasi bahwa satu keluarga yang tinggal di kawasan tersebut ditemukan tewas misterius. Padahal, keluarga itu merupakan langganan jamunya.

"Saya awalnya diceritain tukang rokok, 'Mbak kan sering ke extension. Tahu dong ada orang meninggal empat orang.' Saya bilang 'Siapa? 'Itu blok AC5 nomor 7'.

Lah itu langganan saya'," ungkap R menirukan percakapannya dengan pedagang rokok. Pemilik rumah memesan jamu tak setiap hari.

Menurut R, mereka terkadang membeli jamu dua pekan atau satu bulan sekali.

Namun semenjak pandemi Covid-19, keluarga ini tak pernah lagi memesan jamu darinya. R sendiri tak mengetahui alasannya.

"Pokoknya sebelum pandemi virus corona masih sering mesen jamu. Pas pandemi itu enggak pernah mesen lagi," tutur R.

Baca Juga: Kesaksian Tukang Jamu Langganan Keluarga yang Tewas di Kalideres, Korban Pernah Pinjam Uang Rp 50 Juta untuk Hal Ini!

GridPop.ID (*)