Find Us On Social Media :

Memakan 162 Korban Jiwa & Rusaknya Ribuan Bangunan, Gempa Cianjur M 5,6 Diduga karena Pergeseran Sesar Cimandiri, Apa Itu?

By Lina Sofia, Selasa, 22 November 2022 | 15:42 WIB

Penyebab Gempa Cianjur diduga karena Sesar Cimandiri

GridPop.ID - Bencana alam gempa bumi dengan 5,6 yang mengguncang Kabupaten Cianjur diudga karean sesar cimandiri.

Gempa Cianjur ini terjadi kemarin sekitar pukul 13.21 WIB.

Akibat dari bencana ini, gempa Cianjur memakan korban ratusan orang meninggal dunia dan luka-luka.

Dilansir dari Tribunnews.com, data terbaru hingga Selasa (22/11/2022) pagi, gempa bumi Cianjur mengakibatkan 162 orang meninggal dunia,326 luka-luka, 13.784 jiwa mengungsi, dan 2.345 rumah mengalami rusak sedang hingga berat.

Jumlah tersebut disampaikan langsung oleh Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil.

Ridwan Kamil menyebut gempa bumi juga mengakibatkan adanya tanah longsor.

Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut gempa bumi di Cianjur terjadi diduga karena adanya aktivitas Sesar Cimandiri.

Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono menyebut gempa ini merupakan jenis gempa bumi dangkal, dan tidak berpotensi tsunami, melansir Kompas.com.

Hal tersebut berdasarkan analisis dari lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya.

"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan geser (strike-slip)," papar dia, dalam keterangan tertulis, Senin (21/11/2022).

Lantas apa itu sesar Cimandiri?

Baca Juga: Dinding Rumahnya Retak-retak, Artis Cantik Ini Ceritakan Detik-detik Gempa 5,8 Magnitudo Guncang Bali: Kencang Banget

Dilansir Kompas.com dari geologi.co.id, sesar Cimandiri adalah sesar atau patahan geser aktif sepanjang kurang lebih 100 km.

Sesar ini memanjang dari muara Sungai Cimandiri di Pelabuhan Ratu, Kabupaten Sukabumi, lalu mengarah ke timur laut melewati Kabupaten Cianjur, Kabupaten Bandung Barat, dan Kabupaten Subang.

Sesar Cimandiri terbagi menjadi lima segmen, yaitu:

-Cimandiri Pelabuhan Ratu-Citarik Citarik-Cadasmalang -Ciceureum-Cirampo -Cirampo-Pangleseran -Pangleseran-Gandasoli.

Namun, ada pula yang membagi sesar Cimandiri menjadi empat segmen, antara lain:

-Pelabuhan Ratu dan Cibuntu -Padabeunghar -Cikundul dan Baros -Sukaraja.

Pembagian empat segmen ini berdasarkan karakteristik morfologi yang diamati secara langsung di lapangan.

Selain gempa Cianjur hari ini, sesar Cimandiri beberapa kali sempat memicu gempa besar.

Setidaknya, ada tujuh gempa besar dalam abad ini yang diakibatkan sesar Cimandiri.

Gempa itu antara lain gempa bumi Pelabuhan Ratu (1900), gempa bumi Cibadak (1973), gempa bumi Gandasoli (1982), gempa bumi Padalarang (1910), gempa bumi Tanjungsari (1972), gempa bumi Conggeang (1948), dan gempa bumi Sukabumi (2001).

Baca Juga: Innalillahi! Mobil Angkotnya Diseruduk Truk dalam Kecelakaan Maut di Simpang Muara Rapak Balikpapan, Begini Kesaksian Sang Sopir yang Jadi Korban Selamat: Suaranya Seperti Gempa Bumi

Sebagai informasi masih melansir dari lama Tribunnews.com, laporan dari semalam, korban gempa Cianjur masih membutuhkan banyak bantuan.

Di antaranya diungkap Kepala Desa Cikancana, Asep Saepul Rahmat, yang menyebut sebagian besar warganya membutuhkan tenda darurat, lantaran banyaknya rumah yang hancur.

Sebanyak 150 rumah yang mengalami kerusakan di daerah ini dan masih di-update karena beberapa jalan sulit ditembus akibat gempa.

Selain itu di daerahnya ada enam korban meninggal dunia, sebanyak 100 warganya menderita luka ringan hingga luka berat.

"Saat ini warga butuh tenda karena hampir semua rumah rusak hingga warga tak bisa lagi masuk ke rumah terutama di Kampung Cibeleng Hilir," ujar Asep.

Saat ini warga mendirikan tenda darurat swadaya dan menanti bantuan logistik, genset, serta selimut di tenda RT 02, RT 03, RT 01, dan RT 04.

Ketua RT 05, Desa Lebak Saat, Cianjur, Dede Arifin juga mengatakan soal warganya terdampa gempa Cianjur yang membutuhkan bantuan.

Desanya menjadi salah satu daerah yang terisolasi saat ini, bantuan sendiri saat ini susah masuk karena jalan terputus.

"Saya bingung, semoga ada yang ngasih bantuan makanan, popok bayi, dan selimut," ucap dia, melansir Kompas.com.

Dede mengungkapkan, warga di RT-nya sebanyak 160 KK, yang meninggal 1 orang, luka-luka 50 orang, dan rumah yang rusak 150.

Semalam listrik di daerahnya pun padam, dan makanan mulai habis.

Baca Juga: Pengendara Motor Tewas Tertimpa Batu Besar hingga Sejumlah Atap Rumah Sakit Ambrol Akibat Gempa Bumi Malang, BPBD Imbau Masyarakat Tetap Waspada

GridPop.ID (*)