Ternyata tidak sampai disitu, dari 80 orang, kemudian di seleksi kembali menjadi 25 orang, lalu disortir menjadi 12 orang, dan di tahap itu, Yoshie pun gugur.
"Seleksi hingga terpilih delapan orang terbaik, saya gagal, dan itu penari Doha, ternyata itu untuk video klip Arhbo," ujarnya.
Dari keputusan tersebut, lantas tidak membuat dirinya patah semangat, sebab ia merasa hanya wanita Indonesia satu-satunya yang bisa sampai di tahap itu.
Mengenal lebih luas penari Internasional
Justru hal itu dijelaskan Yoshie memiliki dampak baik, diantaranya dapat mengenal lebih luas para penari di kancah Internasional, khususnya wilayah Qatar.
Walaupun dirinya gagal, Yoshie ternyata dihubungi oleh pihak suatu manajemen, untuk ditawarkan menari dalam project video klip Light The Sky.
Selain itu dirinya juga diberitahu kalau koreografer yang akan melatih didatangkan khusus dari Prancis, yakni Mr Sadek, dan itu hanya untuk video music FIFA yang ketiga.
Mr Sadek ini pun memang kerap kali dipercaya dalam dunia menari, karena ia juga merupakan koreografer khusus untuk jenis tarian Geomatrikal.
Ketika diberikan penawaran, Yoshie juga dijelaskan mengenai kontrak kerja dengan kurun waktu 14 hari, dan itu dengan aturan tanpa telat, tidak boleh absen, dan harus komitmen.
"Total keseluruhan penari untuk pembuatan di Light The Sky ada sekitar 64 penari," lugas Yoshie.
Setelah waktu satu bulan dari project Light The Sky rampung, dirinya kembali mendapatkan tawaran informasi untuk video klip Dreamers.
Baca Juga: Jadi Ajang Seru-seruan! Intip 16 Arti Kepribadian My Listening Personality Spotify Wrapped 2022