Find Us On Social Media :

Dari Jerman hingga Ratu Inggris Ikut Berperan, Ternyata Begini Sejarah Pohon Natal yang Wajib Diketahui

By None, Sabtu, 17 Desember 2022 | 05:02 WIB

Pohon Natal biasanya mengisi salah satu sudut rumah umat Kristiasi sebagai tanda suka cita menyambut Natal.

GridPop.ID - Setiap perayaan Natal selalu identik dengan pohon Natal yang ditata di berbagai sudut tempat umum.

Salah satu kegiatan menjelang perayaan Natal ialah menghias pohon Natal di rumah.

Banyak ornamen-ornamen unik dan lampu warna-warni yang memanjakan mata pada hiasan pohon Natal.

Biasanya, pohon Natal akan dihias dengan lampu warna-warni serta berbagai ornamen seperti rusa, santa claus, bintang di pucuk pohon, serta kado di bawah pohon Natal.

Bagi beberapa orang, mendekorasi pohon Natal memberikan kebahagiaan tersendiri serta mempererat hubunga dengan anggota keluarga yang lain untuk menghias bersama-sama.

Namun, mengapa pohon Natal erat kaitannya dengan Hari Raya Natal? Berikut sejarah pohon Natal yang telah Kompas.com rangkum dari berbagai sumber, Senin (5/12/2022).

Pohon Natal modern bermula di Jerman

Pohon Natal modern yang kini dapat dilihat saat Natal berasal dari Jerman, tepatnya barat Jerman.

Dilansir dari Britannica, pada abad pertengahan, terdapat sebuah pertunjukan teatrikal tentang Adam dan Hawa yang memiliki sebuah “pohon surga”.

Baca Juga: Ketar-ketirnya Raffi Ahmad, Nagita Slavina Diincar Berondong Tampan Saat Pergi ke Luar Negeri, Merry: Hati-hati Bos

Adapun “pohon surga” merupakan pohon cemara yang digantungi apel, yang melambangkan Taman Eden.

Walhasil, pada 24 Desember yang merupakan hari raya keagamaan Adam dan Hawa, warga Jerman mendirikan pohon tersebut di rumah mereka.

Pada pohon tersebut, mereka menggantungkan wafer yang melambangkan tanda penebusan Kristus.

Namun, dalam tradisi selanjutnya, mereka mengganti wafer dengan kue dalam berbagai bentuk.

Selain kue, ada juga liin yang melambangkan Kristus sebagai penerang dunia. Tidak hanya pohon, warga Jeman saat itu juga memiliki sebuah konstruksi kayu berbentuk segitiga.

Piramida tersebut memiliki rak untuk menyimpan patung-patung Natal dan didekorasi dengan pepohonan hijau, lilin, dan sebuah bintang.

Pada abad ke-16, piramida tersebut bergabung dengan pohon cemara yang menghasilkan pohon Natal yang kini kerap dilihat masyarakat jelang Hari Raya Natal.

Tradisi tersebut kian menyembar kepada warga Jerman Lutheran pada abad ke-18 hingga akhirnya pohon Natal menjadi tradisi yang mengakar di Jerman.

Baca Juga: FAKTA Unik Hubungan Erina Gudono dan Kaesang Pangarep, Ternyata Sosok Ini yang Paling Sering Ngambek

Dipercaya dipopulerkan Ratu Inggris

Pada awal abad ke-19, tradisi pohon Natal diperkenalkan di Inggris dan dipopulerkan pada pertengahan abad tersebut oleh Pangeran Albert—suami Ratu Victoria yang lahir di Jerman.

Dikutip BBC, tradisi pohon Natal dimulai pada 1837-1901 saat Ratu Victoria masih menduduki kursi kerajaan.

Ratu Victoria dan Pangeran Albert diketahui merupakan penggemar berat Natal.

Saat itu, dekorasi pohon Natal ditambahkan dengan mainan dan kado-kado kecil, lilin, permen, untaian popcorn, serta keik mewah yang digantung dengan pita dan rantai kertas.

Pasangan kerajaan tersebut dikatakan sebagai orang yang mempopulerkan kegiatan mendekorasi pohon Natal.

Walhasil, banyak orang mengira bahwa tradisi tersebut berasal dari Inggris.

Sebelumnya, orang-orang menaruh pohon-pohon kecil di atas meja. Namun saat pohon berukuran besar dari Norwegia bisa dimasukkan ke rumah dan menaruhnya di lantai.

Sejak 1947, Norwegia kerap mendonasikan pohon Natal ke London sebagai tanda terima kasih karena telah membantu mereka selama Perang Dunia II.

Baca Juga: Perbedaan BAP Ricky Rizal dan Kuat Maruf Bikin Curiga, Kubu Bharada E Tak Mau Diam, Benda Ini Jadi Saksi Bisu Pembunuhan Brigadir J!

Adapun, pohon yang dikirim melalui jalur laut dipajang di Trafalgar Square dan didekorasi dengan gaya khas Norwegia—untaian lampu dipasang menjuntai ke bawah dan tidak saling menyilang.

Tiba di Amerika lebih dulu

Meski tradisi pohon Natal dipopulerkan oRatu Victoria di Inggris pada pertengahan abad ke-19, tradisi tersebut tiba lebih dulu di Amerika Utara pada abad ke-17 melalui para pemukim Jerman.

Kendati demikian, kepopuleran tersebut baru mencapai puncaknya pada abad ke-19.

Selain Amerika dan Inggris, tradisi pohon Natal juga populer di Austria, Swiss, Polandia, dan Belanda.

Di Tiongkok dan Jepang, pohon Natal diperkenalkan para misionaris Barat pada abad ke-19 dan ke-20.

Dekorasinya pun menggunakan desain kertas yang rumit. Kendati pohon Natal modern bermula dari Jerman, penggunaan pohon cemara, karangan bunga (wreath), dan rangkaian bunga (garland) yang melambangkan kehidupan kekal merupakan kebiasaan orang Mesir kuno, Tiongkok, dan Ibrani dulu kala.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sejarah Pohon Natal yang Perlu Diketahui Sebelum Mendekorasinya"

GridPop.ID (*)