GridPop.ID - Pria berinisial RAPB (26) atau Raden Aryo Puspo Buwono menyesal telah membunuh seorang pekerja seks komersial (PSK) di Bali.
Pria 26 tahun itu tak tahu jika korban yang dibunuh memiliki seorang bayi perempuan berusia dua bulan.
"Saya kecewa, sampai sekarang saya masih kepikiran, saya sungguh menyesali sekali atas perbuatannya saya," kata RAPB dikutip dari Kompas.com.
RA mengaku aksinya tersebut lantaran kondisinya yang kepepet tak punya biaya makan minum.
Diberitakan Kompas.com, pria asal Blitar, Jawa Timur itu nekat merantau ke Bali tanpa modal apapun.
Pada hari kejadian, Sabtu (31/1/2022) mulanya ia mendatangi sebuah perusahaan yang baru menerimanya bekerja, namun disuruh pulang untuk bekerja keesokan harinya.
Dia pulang dengan berjalan kaki ke kosnya Jalan Serma Gede, Banjar Sanglah Utara, Kota Denpasar.
RA sempat tertidur dalam kondisi lapar dan kelelahan di kos.
Pada sore harinya, saking tak ada uang sepeserpun ia terpaksa meminum air keran di kamar kos untuk menghilangkan dahaga usai bangun tidur.
Dalam kondisi itu,terbersit di kepalanya untuk merampok perempuan Pekerja Seks Komersial (PSK) yang menjajakan dirinya melalui aplikasi perpesanan atau Open Bo.
Baca Juga: Mengaku Dapat Bisikan Gaib, Anak Nekat Bacok Orang Tua hingga Tewas, Begini Kronologinya!
Sembari mendownload aplikasi Michat, dia juga menonton tips-tips cara melumpuhkan orang di kanal YouTube.
"Setelah itu saya memesan di aplikasi Michat, saya melakukan perjalanan ke lokasi sekitar sore, dari awal benar yang dikatakan saya menguasai barangnya, saya hanya ingin untuk makan kebutuhan hidup sehari-hari," kata dia.
Ia menghabisi nyawa korban dengan cara menjerat leher korban menggunakan kabel listrik dan membenturkan kepala korban ke dinding.
Dilansir dari TribunBali.com, Raden Aryo ditangkap polisi di kosnya pada Senin (2/1/2023) atau dua hari setelah pembunuhan.
Polisi sudah mengamankan tiga orang yang diduga kuat menjadi operator aplikasi MiChat yang menawarkan jasa prostitusi online tersebut.
Dari setiap transaksi prostitusi online ini para operator mendapat bagian Rp 50 ribu.
“Sudah ada tujuh saksi yang kami periksa, tiga di antaranya sudah kami amankan dan jadikan tersangka. Tiga orang tersebut bertugas sebagai operator dalam jeratan prostitusi online melalui MiChat ini,” jelasnya.
Kapolresta mengatakan, kemungkinan besar tersangka akan bertambah.
“Segera ya, saat ini masih kami lakukan penyelidikan lebih lanjut,” pungkas Kapolresta.
GridPop.ID (*)
Baca Juga: Baru Kenal 2 Hari Gadis SMP Diperkosa Teman Online, Pelaku Imingi-imingi Korban dengan Hal Ini