GridPop.ID - Cinta terlarang artis cantik dan anak tiri ini sempat menjadi sorotan.
Artis cantik ini kepergok suami sah saat main ranjang dengan anak tirinya.
Tak peduli banjir cacian, artis cantik ini justru menikah dengan anak tirinya setelah dicerai suami.
Ya, jenis jenis perselingkuhan yang dilakukan selebgram wanita ini benar-benar di luar akal sehat.
Dilansir dari laman sosok.id pada Mei 2020 lalu, seorang selebgram wanita asal Rusia, Marina Balmsheva jadi buah bibir seantero negeri.
Betapa tidak, Marina Balmsheva ketahuan berselingkuh dari suaminya.
Tak tanggung-tanggung, pasangan selingkuh sang selebgram adalah anak tirinya sendiri.
Perselingkuhan ini terkuak ketika Marina Balmsheva tertangkap basah tengah hubungan suami istri dengan sang anak tiri.
Percintaan terlarang antara sang selebgram dengan anak tirinya itu dipergoki oleh suaminya sendiri.
Tak sanggup merasakan sakit hati, sang suami akhirnya menceraikan Marina Balmsheva.
Seolah muka tembok, Marina Balmsheva justru mengaku bakal buka lembaran baru dengan sang anak tiri.
Pasca cerai, Marina Balmsheva kian terang-terangan soal hubungan asmaranya dengan sang anak tiri.
Marina Balmsheva bahkan berniat untuk menikahi sang anak tiri dan membangun rumah tangga bersama.
Sayangnya, niat Marina Balmsheva tak didukung oleh netizen.
Alih-alih didukung, Marina Balmsheva justru mendapat caci maki dari ratusan netizen.
Akun media sosial Marina Balmsheva dengan 420 ribu lebih pengikut berubah jadi ladang hujat.
Kendati demikian, hal tersebut tidak mematahkan semangat Marina Balmasheva dan anak tirinya untuk menikah.
Marina Balmasheva merasa Vladimir adalah pasangan yang memang sudah ditakdirkan untuknya.
Alasan Mengejutkan Mengapa Orang Berselingkuh Menurut Pakar
Dilansir dari laman kompas.com, berikut lima alasan mengejutkan mengapa orang-orang berselingkuh:
1. Orangtua mereka melakukannya
Bockmann mengatakan bahwa salah satu kliennya menyebutkan bahwa kedua orangtuanya berselingkuh dan menghancurkan keluarganya.
Karena kehancuran itulah, ia bertekad untuk tidak berselingkuh saat menikah.
Kendati demikian, 10 tahun setelah pernikahan, kliennya merasa sengsara. Ia mengaku selalu mencoba menerima bahwa kehidupan cinta dan seksnya telah berakhir dan harus bertahan dengan itu.
Sampai akhirnya, ia bertemu dengan seorang pria dan hanya dalam beberapa bulan saja, ia berselingkuh dengannya.
Namun, akhirnya klien Bockmann menyadari bahwa ia melakukan hal yang sama dengan kedua orangtuanya. Sejarah benar-benar terulang kembali tanpa ia sadari.
2. Mencoba menyabotase hubungan mereka
Banyak orang yang terjebak dalam suatu hubungan yang mereka benci. Namun, hubungan itu biasanya dimulai dengan baik, sebelum berujung dipenuhi kekacauan.
Bisa saja, hubungan itu kacau karena kurangnya rasa saling menghargai dan penuh dengan penghinaan atau hubungan intim yang kurang memuaskan, membuat pertengkaran terus terjadi.
Bisa juga mereka saling membenci hingga tak bisa menghabiskan saat bersama.
Bagi beberapa orang, hubungan toksik seperti ini bukan hanya tidak dapat dipertahankan, namun juga tak bisa dihindari, entah itu karena rasa takut atau karena dikendalikan oleh pasangannya.
Hasilnya, selingkuh menjadi cara terbaik dalam menyabotase hubungan mereka. Mereka paham bahwa saat pasangan mereka mengetahui mereka berselingkuh, mereka akan diusir dari rumah.
Mereka juga tahu bahwa pasangan mereka tak akan lagi memandangnya setelah mengetahui bahwa mereka berhubungan dengan orang lain. Mereka pun tahu bahwa tidak mungkin hubungan mereka akan bertahan karena perselingkuhan.
Jadi, alih-alih menghadapi masalah dalam hubungan dan mencoba menjalani hubungan sehat, mereka berpikir bahwa selingkuh akan membantu mereka keluar dari hubungan beracun yang selama ini dihadapinya.
3. Mencoba menyelamatkan hubungan
Bockmann mengungkapkan bahwa ia sempat memiliki seorang klien yang diminta untuk berselingkuh oleh terapisnya demi menyelamatkan pernikahannya.
Kliennya itu memang tidak mendapatkan dukungan emosional dari suaminya selama bertahun-tahun.
Memang, keduanya sebenarnya adalah orangtua yang baik, dengan kondisi keuangan yang baik pula.
Secara umum, mereka bahagia. Kendati demikian, ia tidak puas karena tahu bahwa ada yang salah dalam pernikahannya, sesuatu yang tak bisa diberikan oleh suaminya.
Namun saat berselingkuh, seluruh kebutuhan emosionalnya terpenuhi dan merasa bisa kembali mencintai dan terpuaskan kembali. Meskipun itu membuatnya merasa bersalah, perselingkuhan itu membuat ia mendapatkan apa yang dibutuhkannya dalam hidup tanpa harus menghancurkan keluarganya.
Meski tetap “salah,” perselingkuhan untuk menyelamatkan hubungan ini memang ada, dan mereka yang melakukannya selalu berharap agar keadaan lebih baik.
4. Depresi
Bagi mereka yang depresi, tak ada satu hal pun yang dapat membuat mereka bahagia.
Terlepas dari apakah mereka menderita depresi kimiawi (dimana zat kimia otaknya tak seimbang), atau depresi situasional (perubahan mood yang disebabkan oleh berbagai hal dalam hidup), penderita depresi akan mencari berbagai cara yang dapat menolong mereka merasa lebih baik.
Memahami bahwa depresi merupakan salah satu alasan mengapa orang-orang berselingkuh dapat membantu menjelaskan apa yang sulit dijelaskan. 5. Memiliki masalah kontrol impulsif
Banyak orang memiliki masalah kontrol impulsif, dan masalah ini dapat mencegah mereka menahan diri dari situasi yang akan memberi mereka rasa puas.
Misalnya, ada beberapa orang yang tidak bisa berhenti minum kopi. Nah, itu disebabkan oleh kurangnya kontrol impuls.
Ini sama saja dengan mereka yang berseligkuh, mereka tidak mampu menahannya.
Orang-orang dengan gangguan kontrol impuls akan mencari apapun untuk mengisi kekosongan dalam diri mereka, layaknya mengobati diri sendiri.
Selingkuh memang buruk, namun tak bisa dipungkiri bahwa alasan berselingkuh rupanya cukup rumit. Tentu, alasan di atas tidak bisa dibenarkan, namun mungkin bisa diperbaiki jika telah memahami penyebabnya. GridPop.ID (*)