GridPop.ID - Kebijakan siswa masuk jam 5 pagi yang dicetuskan Gubernur NTT menuai pro dan kontra.
Pendapat kontra datang dari pengamat pendidikan, Simon Sabon Ola.
Simon Sabon Ola menyampaikan kritik kerasnya perihal kebijakan Gubernur NTT perihal kebijakan masuk sekolah jam 5 pagi.
Simon tak sependapat dengan kebijakan tersebut.
Ia menilai tidak ada korelasi antara masuk pagi dengan sikap disiplin.
"Terkesan ada kesesatan logika ketika diterapkannya masuk sekolah jam 5 pagi," kata Simon, dikutip dari Pos-Kupang.com.
Akademisi Universitas Cendana Kupang ini menyayangkan kebijakan tersebut.
Terlebih karena tidak melibatkan peserta didik dalam menyusun kebijakan.
Menurutnya siswa punya hak untuk tahu dan memberikan pendapat terkait kebijakan masuk sekolah jam 5 pagi.
Baca Juga: Longsor Parah di Takari Tutup Badan Jalan, Akses Jalan Trans - Timor Kupang Lumpuh Total
"Sedangkan para pelaksana pendidikan sedang diperhadapkan pada Kurikulum Merdeka."
"Materi belajarnya saja ditetapkan dengan melibatkan siswa, apalagi jam masuk sekolah," papar Simon.
seperti yang diketahui Gubernur NTT, Viktor Laiskodat meminta para siswa agar membiasakan diri bangun pukul 04.00 WITA.
Hal itu ia sampaikan di hadapan para Kepala Sekolah SMA dan SMK se Kota Kupang.
Viktor mengatakan, para murid SMA tidur pukul 22.00 Wita dan bisa bangun pagi pukul 04.00 Wita.
Selanjutnya mandi selama setengah jam dan berangkat ke sekolah untuk memulai pelajaran pukul 05.00 Wita. "Ini khusus SMA kalau SMP tidak," kata Viktor dilansir dari Kompas.com.
Pada kesempatan berbeda, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTT Linus Lusi membenarkan kebijakan tersebut.
"Sudah diterapkan mulai hari ini dan SMA Negeri 6 sudah lakukan pagi tadi dan berjalan baik tanpa hambatan," ujar Linus. Menurut Linus, sekolah yang lain masih dalam tahap sosialisasi kepada para wali murid.
Linus berharap, hal itu bisa diterima oleh para orangtua murid dan juga masyarakat.
"Ini untuk melatih kedisiplinan anak-anak NTT," katanya.
GridPop.ID (*)