Find Us On Social Media :

Wajah Disayat dengan Pisau Kater, Bocah 8 Tahun Tewas Dibunuh Tetangga yang Masih Remaja, Motifnya Bikin Emosi!

By Andriana Oky, Selasa, 21 Maret 2023 | 05:02 WIB

Jasad Hafiza (8) saat dievakuasi tim SAR dari perkebunan sawit, Kecamatan Kelapa, Bangka Barat, Kepulauan Bangka Belitung, Kamis (9/3/2023).

GridPop.ID - Kasus pembunuhan di Bangka Belitung mendapat sorotan tajam dari publik.

Bagaimana tidak seorang bocah perempuan berusia 8 tahun dibunuh secara sadis oleh remaja 17 tahun.

Mirisnya lagi remaja tersebut bertetangga dengan bocah tersebut.

Melansir TribunJakarta.com, peristiwa nahas ini terjadi pada Minggu (5/3/2023), dimana pelaku berinisial AC (17) bertemu korban dan membujuknya pergi ke suatu tempat.

Tempat yang dituju adalah pemancingan yang diduga menjadi lokasi pembunuhan.

Korban dan tersangka pergi ke lokasi tersebut berboncengan menggunakan sepeda motor Kawasaki ZX130 milik orang tua pelaku.

Setibanya di lokasi, pelaku mengikat tangan dan kaki korban menggunakan ban dan tali sepatu.

"Ia membaringkan di rumput semak belukar dengan posisi tengkurap dan selanjutnya difoto oleh pelaku," kata Kapolda Babel, Irjen Pol Yan Sultra.

"Selanjutnya, pelaku mengambil kayu dan menggunakannya untuk memukul korban sebanyak empat sampai lima kali sehingga mengakibatkan korban tidak sadarkan diri," lanjutnya.

Baca Juga: Ditelanjangi saat Sekarat, PSK Diperkosa hingga Dibunuh Pelanggan di Kandang Ayam Usai Tolak Ajakan Bercinta

Tak berhenti sampai disitu, AC mengeluarkan pisau kater lalu menyayat lengan tangan kiri dan kanan korban, punggung, kedua paha, pergelangan kaki dan jari-jari kaki korban.

"Pelaku langsung menyayat dada korban sebanyak tiga kali dan menyayat perut korban sebanyak satu kali sehingga mengeluarkan darah,"

"Pelaku juga menyayat wajah kemudian bagian belakang leher sehingga kelihatan tulang leher. Pelaku menggendong korban dengan membawanya ke pinggir aliran sungai dan menenggelamkan kepala korban untuk membuat korban tidak bernyawa " papar Yan Sultra.

Melansir Kompas.com, dari hasil visum luar, Tim Inafis menemukan bekas luka akibat senjata tajam, sementara itu sebagian organ dalam korban tidak ditemukan.

Ayah korban Edi Purwanto (39) mengaku merasakan adanya kejanggalan atas motif pembunuhan yang disampaikan pelaku.

Menurut polisi AC melakukan tindak pidana pembunuhan seperti skenario penculikan, kemudian meminta uang tebusan pada orang tua korban.

AC meminta uang tebusan Rp 100 juta.

Menurut Edi, motif pelaku tidak dapat diterima karena keluarga pelaku justru lebih mapan lantaran memiliki kebun sawit yang luas.

"Dalam segi ekonomi itu memang lebih mampu keluarga si pelaku, karena punya kebun sawit itu pun udah berhektare-hektare," katanya.

Baca Juga: Terinspirasi Berita Penculikan, Siswa SMA Bunuh Bocah 8 Tahun dan Minta Tebusan Rp 100 Juta, Korban Dieksekusi Secara Sadis

"Sedangkan kami satu hektare pun belum ada, itu secara mudahnya, secara ilmiah dan secara kasat mata," tambah Edi dilansir dari Bangkapos.com, Minggu (19/3/2023).

Edi juga sangat kesal dengan tingkah pelaku yang seharusnya membiarkan anaknya hidup dan dalam kondisi baik jika memang menginginkan uang.

"Jengkelnya di situ, seandainya kalau dia hanya menginginkan uang, harusnya anak ini tidak dieksekusi dulu.

Harus diperlihatkan anak ini masih hidup, jadi kami selaku keluarga bisa menyiapkan sejumlah uang yang dia minta," tambahnya.

Menurutnya itu menunjukkan adanya kemarahan atau dendam yang sangat besar melihat kondisi jasad putrinya yang sudah tidak utuh.

"Seperti anak saya ini punya masalah besar sama dia. Sedangkan dari kecil, anak saya menganggap si pelaku ini sudah kayak kakak sendiri," imbuhnya.

GridPop.ID (*)

Baca Juga: TERKUAK! Pak Kades Main Gila dengan Bu Bidan hingga Buat Pak Mantri Murka, Foto Ini Jadi Bukti