GridPop.ID - Nama Ryuichi Sakamoto tak asing lagi di telinga penikmat musik klasik.
Ryuichi Sakamoto merupakan salah satu musisi pendiri band tekno-pop Yellow Magic Orchestra.
Melansir Tribun Seleb berikut biodata artis Ryuichi Sakamoto yang tutup usia di umunya yang ke-71 tahun.
Sakamoto sudah menyukai musik sejak kecil, ia belajar bermain piano saat usianya 6 tahun.
Musisi kelahiran 17 Januari 1952 ini menghabiskan masa kecilnya dengan budaya.
Ayahnya adalah editor novelis Jepang pascaperang seperti Kenzaburo Oe dan Yukio Mishima.
Sakamoto mengatakan kepada Weekend Edition pada 1988 bahwa ia merasa musik yang ia buat didasarkan pada sistem yang sangat Barat, "karena ada ketukan, melodi, harmoni".
"Jadi ini adalah musik Barat. Tapi Anda tahum perasaan, suasana, atau indra suaranya sedikit Asia, mungkin 25-30 persen," ucapnya kala itu.
Pada saat Sakamoto memasuki jenjang kuliah, ia mendalami komponis.
Di kampus, ia mendalami karya-karya hebat dari Stockhausen, Ligeti, Xenakis, dan Boulez.
Namun ia juga memainkan musik rakyat Okinawa dan jazz gratis di waktu luangnya, serta menyisir toko kaset untuk Kraftwerk.
Karakter musiknya mulai terbentuk hingga pada tahun 1978 ia bergabung dengan multi-instrumentalis Haruomi Hosono dan drummer Yukihiro Takahashi untuk membentuk band Yellow Magic Orchestra (YMO).
Sakamoto memainkan kibord, dan ketiga anggotanya bernyanyi.
YMO terbukti menjadi kekuatan budaya yang sangat besar tidak hanya di Jepang, tetapi juga secara internasional.
Dengan penggunaan elektronik yang menyenangkan, berlapis-lapis, dan canggih, band ini — dan proyek solo para anggotanya, termasuk lagu Sakamoto "Riot in Lagos" — menjadi cahaya penuntun bagi komunitas hip-hop dan techno yang sedang berkembang.
Band tekno-pop Yellow Magic Orchestra ini juga pernah mengisi soundtrack untuk film-film seperti "The Last Emperor" dan "The Revenant", "The Sheltering Sky".
Sakamoto juga melebarkan sayapnya ke dunai seni peran.
Pada 1983, ia berakting bersama David Bowie di Merry Christmas, Mr. Lawrence , disutradarai oleh Nagisa Oshima.
Pada pertemuan pertamanya dengan Oshima, Sakamoto memberi tahu Guardian pada 2000, ia meminta untuk menulis musik film tersebut.
Langkah ini menandai awal dari karier yang panjang dan terkenal sebagai komposer film.
Sakamoto kemudian mencetak film-film seperti The Last Emperor karya Bernardo Bertolucci (1987) — di mana ia memenangkan Oscar, Golden Globe, dan Grammy, bersama dengan rekan komposer David Byrne dan komposer Tiongkok Cong Su — serta The Sheltering karya Bertolucci.
Ia terus berkarya hingga pada Januari 2021, secara terbuka ia mengatakan dirinya menderita kanker dubur.
Musisi ternama ini pun meninggal dunia akibat penyakit tersebut pada 28 Maret 2023.
Kabar duka ini diumumkan oleh antor manajemen Sakamoto, KAB America Inc, Minggu (2/4/2023).
"Dengan penuh kedukaan kami mengumumkan kepergian seniman dan musisi Ryuichi Sakamoto, pada 28 Maret 2023," kata KAB America Inc, seperti dilansir CNN via Kompas.com.
Manajemen Sakamoto menambahkan komposer tersebut masih berkarya ketika menjalani pengobatan untuk kankernya.
"Sambil menjalani perawatan kanker yang ditemukan pada 2020, Sakamoto terus berkarya di studio di kediamannya ketika kesehatannya memungkinkan," lanjut manajemen Sakamoto.
"Dia hidup bersama musiknya sampai akhir hayat," lanjut KAB America Inc.
"Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada penggemarnya dan semua pihak yang sudah mendukung aktivitasnya," lanjut manajemen Sakamoto.
"Kami berterima kasih kepada tim medis baik di Jepang maupun Amerika Serikat yang sudah berusaha mengobati Sakamoto semaksimal mungkin," lanjut KAB Amerika Inc.
Pemakaman Ryuichi Sakamoto hanya dihadiri oleh keluarga dekat, sesuai permintaan sang legenda.
GridPop.ID (*)