Dalam penelitian yang dilakukan oleh Yoshinori Ohsumi, yang memenagkan nobel di bidang fisiologi dan ke dokteran pada tahun 2016.
Ia menemukan bahwa berpuasa memiliki kaitan dengan Autophogy.
Autophogy merupakan kemampuan sel dalam tubuh untuk memakan dan menghancurkan komponen tertentu di dalam sel.
Dengan Autophogy ini, sel dapat mengisolasi bagian dari sel yang rusak, mati, tidak bisa diperbaiki, terserang penyakit maupun terinfeksi.
Sehingga sel tersebut mengancurkanya hingga tidak berbahaya dan mendaur ulang untuk menghasilkan energi dalam sel.
Tidak hanya disitu pada kasus sel yang terkena infeksi, Autophogy mampu mengeliminasi bakteri ataupun virus penginfeksinya.
2. Baik untuk kesehatan mental
Otak memiliki fungsi pembersih dan penyehat dengan bantuan Neuroglial Cells, ketika berpuasa sel sel neuron yang sakit atau mati akan dimakan oleh sel-sel neuroglial yang akan berdamapak baik untuk mental.
Penelitian yang dilakukan di Moskow oleh seorang guru besar, Nicolayev, yang bekerja di The Moskow Psychiatrick Institute,
ia menerapkan puasa selama 30 hari pada pasien sakit jiwa yang memberikan hasil yang mengejutkan.
Ia menemukan bahwa pasien tersebut diprediksi dapat disembuhkan dan tidak akan kambuh lagi selama 6 tahun bahkan kemungkinan besar sembuh total.