"Kadang orang memahaminya mohon maaf lahir batin, padahal itu sebenarnya doa yang dipotong," ujar Syamsul.
Biasanya, lanjut dia, umat Islam dunia lebih sering menggunakan ungkapan 'Taqabbalallahu minna wa minkum taqabbal ya karim'.
Ungkapan itu dimaksudkan untuk mendoakan sesama umat Islam agar puasanya diterima.
Kembali melansir Tribun-Bali.com yang melansir dari konsultasisyariah.com, ucapan Minal Aidin wal Faidzin menurut seorang ulama tidaklah berdasarkan dari generasi para sahabat atau para ulama setelahnya (Salafus Salih).
Perkataan ini mulanya berasal dari seorang penyair pada masa Al-Andalus, yang bernama Shafiyuddin Al-Huli.
Saat itu, ia membawakan syair yang konteksnya mengisahkan dendang wanita di hari raya (Dawawin Asy-Syi’ri Al-‘Arabi ‘ala Marri Al-Ushur, 19:182).
Sumber lain menyebutkan, pada zaman Khilafiah Rasyidin, ucapan Minal Aidin wal Faidzin dipakai sebagai ungkapan bangga atas kemenangan perang yang sebenarnya, semisal Perang Badar.
Jika dimaknai dalam konteks peperangan, akan berbunyi :
“Semoga Termasuk dari Orang-orang yang Kembali (dari perang) dan sebagai Orang yang Menang (dalam setiap Perjuangan Islam).”
GridPop.ID (*)