GridPop.ID - Ucapan permohonan maaf Minal Aidin Wal Faizin sering didengar setelah orang mengucapkan Selamat Idul Fitri atau Lebaran.
Namun ucapan Minal Aidin Wal Faizin sendiri memiliki makna tersendiri, bukan pernyataan minta maaf.
Melansir Tribun-Bali.com diungkapkan ungkapan Minal Aidin Wal Faizin merupakan penggalan dari sebuah doa yang berbunyi:
“ja`alana llahu wa iyyakum minal `aidin wa al-faizin”.
Bila diartikan “Semoga Allah menjadikan kita tergolong orang-orang yang kembali dan memperoleh kemenangan”.
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama IAIN Surakarta dan pengasuh Ponpes Darul Afkar Klaten, Syamsul membenarkan hal tersebut.
Syamsul menjelaskan, arti dari ungkapan doa itu adalah 'Semoga Allah menjadikan kita termasuk dalam golongan orang-orang yang kembali dan orang-orang yang memperoleh kemenangan'.
"Maksudnya kembali ini kembali kepada fitrah, kesucian, karena dosa selama Ramadhan dihapuskan," jelas dia.
Akan tetapi, menurut Syamsul, di Indonesia terjadi banyak salah kaprah dengan mengartikannya sebagai mohon maaf lahir dan batin.
Baca Juga: Bayar Zakat Bisa Online Via Shopee, Berikut Ini Syarat dan Ketentuannya
"Kadang orang memahaminya mohon maaf lahir batin, padahal itu sebenarnya doa yang dipotong," ujar Syamsul.
Biasanya, lanjut dia, umat Islam dunia lebih sering menggunakan ungkapan 'Taqabbalallahu minna wa minkum taqabbal ya karim'.
Ungkapan itu dimaksudkan untuk mendoakan sesama umat Islam agar puasanya diterima.
Kembali melansir Tribun-Bali.com yang melansir dari konsultasisyariah.com, ucapan Minal Aidin wal Faidzin menurut seorang ulama tidaklah berdasarkan dari generasi para sahabat atau para ulama setelahnya (Salafus Salih).
Perkataan ini mulanya berasal dari seorang penyair pada masa Al-Andalus, yang bernama Shafiyuddin Al-Huli.
Saat itu, ia membawakan syair yang konteksnya mengisahkan dendang wanita di hari raya (Dawawin Asy-Syi’ri Al-‘Arabi ‘ala Marri Al-Ushur, 19:182).
Sumber lain menyebutkan, pada zaman Khilafiah Rasyidin, ucapan Minal Aidin wal Faidzin dipakai sebagai ungkapan bangga atas kemenangan perang yang sebenarnya, semisal Perang Badar.
Jika dimaknai dalam konteks peperangan, akan berbunyi :
“Semoga Termasuk dari Orang-orang yang Kembali (dari perang) dan sebagai Orang yang Menang (dalam setiap Perjuangan Islam).”
GridPop.ID (*)