Find Us On Social Media :

Aksi Bejat Dilakukan Saat Korban Tidur, Ayah Tiri di Madura Tega Setubuhi Putri Sambung Sampai Hamil 8 Bulan

By Luvy Octaviani, Jumat, 26 Mei 2023 | 17:15 WIB

Ilustrasi pencabulan

GridPop.ID - Kelakuan bejat seorang ayah tiri menjadi sorotan.

Bagaimana tidak? bukannya menjaga putri sambungnya, ayah tiri ini malah tega melakukan aksi bejat.

Dilansir dari laman tribunnews.com, Masturi (49), warga Desa Pecanggaan, Kecamatan Pangarengan, Kabupaten Sampang, Madura tega mencabuli putri tirinya.

Padahal ibu kandung korban alias istri pelaku masih tinggal bersama.

Akibat aksi bejat itu, kini korban yang duduk di bangku SMP hamil 8 bulan.

Terungkap fakta, pelaku telah mencabuli sejak korban masih duduk di Sekolah Dasar (SD).

Namun korban menyembunyikan perilaku ayah tirinya itu.

Kasi Humas Polres Sampang Ipda Sujianto mengatakan, aksi pencabulan terungkap saat ibu ibu korban mengetahui anaknya hamil tua usai diperiksa menggunakan USG.

Setelah didesak siapa yang meng, korban akhirnya mengaku.

Terungkap saat masih duduk di kelas 5 SD, korban pernah di raba-raba dan dicium oleh tersangka, bahkan disetubuhi.

"Kemudian perbuatan itu kembali dilakukan oleh tersangka saat korban duduk di bangku SMP sekitar November 2022," ujarnya.

Baca Juga: Raba Area Sensitif hingga Merekamnya, Pria Ini Tega Lecehkan Mantan Istri Saat Tidur, Modusnya Mau Ketemu Anak

Tersangka melakukan perbuatannya saat korban tengah tertidur pulas.

Korban merasa bermimpi telah diperkosa oleh seseorang tanpa diketahui wajahnya.

Kemudian keesokan harinya korban mengalami sakit di tubuh bagian vitalnya.

Namun tak berani bercerita kepada keluarga, terutama ibunya.

"Setelah ibu korban mengetahui semua perbuatan suaminya, ia langsung melaporkan ke pihak kepolisian pada 19 Mei 2023," pungkasnya.

Cara Orang Tua Asuh Anak agar Tak Jadi Korban Maupun Pelaku Pelecehan

Dilansir dari laman kompas.com, untuk menjaga anak menjadi korban maupun pelaku kekerasan seksual, Psikolog Elizabeth T. Santosa merangkum beberapa cara yang bisa orangtua terapkan.

Berikut ini merupakan 4 cara tersebut:

1. Berikan pendidikan seksual sejak dini sesuai usia anak.

Pendidikan seksualitas berbeda dengan mengajarkan anak melakukan seks.

Melansir situs resmi Durex, pendidikan seks merupakan pengetahuan bagi anak untuk mengenal fungsi tubuhnya serta memahami etika dan norma sosial.

Baca Juga: Tangan Ditarik Pacar Majikan, ART di Jaksel Jadi Korban Pelecehan dengan Modus Minta Tolong Ambil Sabun

Tujuannya agar anak tahu konsekuensi dari setiap perbuatannya.

Pendidikan seksual menjadi penting sebagai usaha menjaga kesehatan alat reproduksi anak, mengajarkan cara mengidentifikasi pelecehan, dan juga kekerasan seksual.

Tanpa didikan orangtua, anak memiliki peluang mengambil keputusan secara tidak bijaksana saat mengeksplorasi seksualitasnya.

Untuk mengetahui pendidikan seksual apa saja yang bisa orangtua berikan kepada anaknya, Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization / WHO) telah merumuskan panduannya dalam dokumen bertajuk “International technical guidance on sexuality education”.

2. Lakukan supervisi terhadap aktivitas dan kegiatan harian anak.

Dengan melakukan supervisi, orangtua turut melindungi anak dari bahaya menggunakan gadget secara tidak bijaksana.

Namun, usahakan agar kegiatan supervisi tidak mengekang anak.

Terkait hal ini, Lizzie pernah membuat buku parenting berjudul “Raising Children in Digital Era” yang membantu orangtua menyadari bahwa dengan pola asuh dan pengawasan yang tepat dalam menggunakan teknologi dan wajib menjadi solusi dari tantangan membesarkan anak.

3. Terlibat aktif di lingkungan sekolah bersama orangtua lain dan guru.

Orangtua bisa bergabung dalam Persatuan Orangtua Murid dan Guru (POMG) untuk berdiskusi mengenai topik atau isu permasalahan anak secara reguler.

4. Menjadi teladan perilaku bagi anak.

Baca Juga: Viral Wanita di Kupang Dianiaya Pacar Sendiri, Alat Vitalnya sampai Ditendang

Dalam kesehariannya, orangtua bisa memberikan contoh kepada anak untuk menerapkan nilai-nilai kesantunan, moral, keagamaan dan lain lain.

“Orangtua dan anak saling berkomunikasi serta terbuka satu sama lain,” imbuh Lizzie.

Pasalnya pada survei eduka5eks yang diselenggarakan oleh Reckitt – Benckiser Indonesia di 5 kota besar Indonesia menunjukkan, 50 persen orangtua bimbang dalam mengomunikasikan topik seks kepada anak.

Sebanyak 59 persen orangtua merasa tabu untuk mendiskusikan topik seks dengan anak.

Sementara itu, 64 persen diantaranya tidak dapat menyampaikan dan mengomunikasikan topik seks pada anaknya.

Padahal orangtua harus tahu bahwa membicarakan topik seks dengan anak membawa segudang manfaat.

Salah satunya adalah mencegah anak menjadi korban maupun pelaku kekerasan seksual. GridPop.ID (*)