GridPop.ID - Kasus pemerkosaan remaja putri 15 tahun oleh 11 orang pria masih terus bergulir.
Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Tengah baru menangkap 2 orang pelaku pemerkosaan.
"Satu tersangka ditangkap di Kalimantan Utara (Kaltara), satu tersangka lagi di Kutai Timur Kalimantan Timur (Kaltim)," kata Kapolda Sulteng, Inspektur Jenderal (Irjen) Agus Nugroho, Sabtu (3/6/2023).
Tersangka yang ditangkap di Kaltara inisial pelaku AA (27), sedangkan pelaku yang ditangkap di Kaltim inisial AS (46). Kedua tersangka merupakan asal dari Parigi Moutong.
Dipastikan Minggu (4/6/2023) akan diberangkatkan ke Palu dengan menggunakan pesawat komersil.
Sedangkan yang masih buron dan sedang diburu polisi berinisial Aw.
Diketahui korban yang berinisial RO menjadi korab pemerkosaan oleh 11 pria pada April 2022 hingga Januari 2023.
Diwartakan TribunJateng.com, pelaku pemerkosaan terdiri dari guru SD, petani, kepala desa, wiraswasta pengangguran termasuk seorang anggota polisi.
Kasus tersebut terungkap setelah korban melapor ke Polres Parigi Moutong pada Januari 2023. Saat melapor, RO didampingi oleh ibu kandungnya.
Kapolda membeberkan alasan mengapa kasus yang dialami RO adalah persetubuhan anak di bawah umur, bukan pemerkosaan.
Ia menjelaskan, tindakan para tersangka tidak dilakukan secara paksa melainkan ada bujuk rayuan dan iming-iming.
"Tindakan para tersangka dilakukan sendiri-sendiri, tidak secara paksa melainkan ada bujuk rayuan dan iming-iming bahkan dijanjikan menikah," jelas Kapolda Sulteng Irjen Pol Agus Nugroho.
Pernyataan Kapolda tersebut dianggap aneh.
Pakar hukum pidana dari Universitas Trisakti Abdul Fickar Hadjar menyentil Kapolda Sulawesi Tengah Irjen Agus Nugroho. Fickar menekankan kasus tersebut tetap pemerkosaan.
"Ya betul (pemerkosaan). Pak kapolda 'kurang piknik'," ujar Fickar saat dimintai konfirmasi, Jumat (2/6/2023).
Fickar menjelaskan, seorang penegak hukum seharusnya melengkapi pengetahuannya dengan ilmu penunjang lain, seperti sosiologi dan antropologi.
Sehingga, ketika polisi memeriksa suatu kasus atau peristiwa, maka akan banyak perspektif yang didapat untuk membantu pengusutan sebuah kasus.
Imbas insiden pemerkosaan ini, korban mengalami kondisi yang sangat memprihatinkan karena rahimnya terluka parah dan terancam diangkat.
Saat ini tim dokter tengah mempertimbangkan secara hati-hati rencana tindakan operasi di bagian reproduksi struktur internal pasien tersebut.
"Sebenarnya kita sudah mau lakukan operasi tetapi masih ada beberapa parameter laboratorium yang masih belum bagus hasilnya. Sehingga ditakutkan kalau kita paksakan maka akan lebih menimbulkan efek komplikasi yang lebih besar," katanya, Rabu (31/5/2023).
"Mengingat usianya masih 15 tahun, kita sangat berhati-hati karena ini khusus kasus anak. Kalau sudah bagus semua kondisinya tetap akan kita lakukan tindakan," jelasnya.
Operasi pengangkatan rahim yang dijadwalkan pekan depan itu bakal melibatkan dokter spesialis Onkologi Ginekologi dan spesialis bedah digestif.
GridPop.ID (*)