Tapi karena mendapat jaminan bahwa lokasi itu aman, akhirnya ia dan suaminya memilih sesuai saran developer.
Ketika rumah dibangun, si wanita terkejut karena rumahnya begitu dekat dengan sungai tanpa tanggul.
“apa daya sudah gak bisa ditukar lagi percaya aja. Karena sudah dijanjikan KUAT & TIDAK AKAN LONGSOR (sama sekali tidak tau history perumahanini tapi ternyataaaaaa),” imbuhnya lagi.
Setelah dihuni beberapa bulan, wanita itu menunjukan kondisi belakang rumahnya yang ambruk dan longsor ke sungai akibat hujan lebat.
“Ternyata dari pagi sudah ada rumah yang jatuh, rumah itu udah dibangun 2 lantai sampai belakang. Divideo sudah gak kelihatan karena sudah roboh semuanya,” ibuhnnya.
Sayangnya saat peristiwa tersebut terjadi pihak developer tak memberi informasi untuk mengungsi ke tempat aman.
Kemudian wanita tersebut menghubungi pihak costumer service saat mendengar tembok rumah retak, tapi tidak ada tindakan pasti.
Atas kejadian tersebut ia dan pemilik rumah lain mendatangi kantor perumahannya untuk meminta pertanggung jawaban.
Mereka meminta pindah ke lokasi lantaran merasa dirugikan, tapi pihak perumahan berkelit dan beralasan semua unit sudah terjual sehingga para korban diminta menunggu.
Meski telah lama menunggu, tidak ada kepastian soal unit baru yang dijanjikan.
Kian geramnya lagi, pihak developer mengklaim bahwa kejadian itu bukan salah mereka lantaran wanita itu lah yang memutuskan pemilihan unit di pinggir kali.