Namun, bukannya bertaubat SP justru mengulangi aksi biadabnya.
Tak tahan akhirnya si istri melaporkan SP ke polisi setelah dengan mata kepalanya melihat putrinya diperkosa suaminya.
Menurut pengakuan ST, suaminya itu memiliki sifat yang kasar, ia juga sering dimarahi saat sedang kesal.
"Dia marah-marah terus, aku diancam-ancamnya, jadi aku takut pak, makanya baru aku lapor sekarang," ujar ST.
Pemerkosaan Anak oleh Keluarga Dekat, Apa Penyebabnya? Ini Kata Psikolog
Dilansir oleh kompas.com menurut Christin, dosen Fakultas Psikologi Unika Soegijapranata Semarang, semua manusia adalah makhluk seksual.
"Tak peduli kecil, muda, tua atau bahkan lansia," ujarnya kepada Kompas.com, Kamis (24/3/2022).
Nah sebagai makhluk seksual, tentunya kebutuhan seksual ini harus terpenuhi dengan takaran yang pas. Ketika tak terpenuhi, maka seseorang bisa "meledak", bisa menjadi rakus dan menyasar siapa saja.
Kerakusan ini sendiri didasari oleh banyak faktor. Mulai dari faktor ekonomi, faktor kerapuhan kepribadian, atau faktor kerapuhan kontrol diri.
"Ketika tak ada kontrol diri, atau seseorang memiliki kepribadian yang rapuh, maka ia bisa lepas kendali, menjadi rakus, bahasa Jawanya ngggragas, karena seks seperti rasa lapar juga haus," ujar Christin.
Seperti misalnya, seorang ayah punya dorongan seksual, tapi karena beberapa faktor si istri tak bisa memenuhi kebutuhan tersebut, maka si ayah ini bisa lepas kendali jika tak punya kontrol diri yang benar.
Baca Juga: 4 Kali Rudapaksa Anak Kandung, Ayah di Padang Sumbar Terancam Hukuman Kebiri
Kasus pemerkosaan dan pelecehan seksual, juga disumbang oleh minimnya seks edukasi yang dimiliki anak.
"Seks edukasi sangat penting. Jadi anak harus tahu, bahwa meski itu orang terdekat sekalipun (ayah atau kakak kandung), jika mereka menyentuh bagian tubuh yang tertutup pakaian dalam, maka hal itu tidak diperbolehkan," papar Christin. GridPop.ID (*)