GridPop.ID - Kelakuan bejat seorang ayah terhadap anak sendiri kembali terungkap beberapa waktu lalu.
Bukannya membesarkan buah hati dengan penuh kasih sayang, seorang ayah justru tega menodai anaknya sendiri.
Pelaku pun melakukan ancaman agar korban mau turuti nafsu bejatnya.
Tindakan pemerkosaan ayah terhadap anak ini sempat menjadi sorotan.
Dilansir dari laman sosok.id, SP (34) diamankan oleh polisi di pondoknya yang terletak di Talang Unggar, Kelurahan Muara Rupit, Kabupaten Muratara, Sumatera Selatan pada Kamis (28/11/2019).
Adapun pondok tersebut diketahui merupakan tempat SP yang sehari-harinya bekerja sebagai petani karet tinggal bersama anak dan istrinya.
Selain tersangka SP, petugas juga mengamankan dua pucuk senjata api rakitan jenis kecepek yang diduga digunakan untuk mengancam korban agar mau melayani nafsu bejatnya.
"Saat ini terduga masih menjalani penyidikan. Termasuk barang bukti senjata api kecepek masih kita dalami, apakah digunakan untuk mengancam atau tidak," kata Kapolres Muratara AKBP Adi Witanto melalui Kapolsek Muara Rupit AKP Bakri Redi seperti dikutip dari Sripoku pada Kamis (28/11/2019).
Menurut Bakri, bila nantinya senjata itu terbukti digunakan tersangka untuk mengancam korban untuk menjalankan aksinya, maka hukuman yang akan diterimanya akan lebih berat.
Sementara itu, saat diinterogasi oleh petugas kepolisian, SP mengakui perbuatannya.
"Iya pak, saya akui benar pak, saya menyesal pak," ujar Sp di hadapan petugas, seperti dikutip dari Sripoku.
Baca Juga: Tak Rela Anak Gadisnya Pacaran, Ayah di Ciamis Rudapaksa Korban hingga Hamil
Adapun, tersangka mengaku memiliki seorang anak laki-laki dan dua anak perempuan.
Anak yang menjadi korban tersangka adalah anak sulungnya yang masih duduk di bangku sekolah dasar (SD).
Namun, ia mengaku lupa sudah berapa kali ia menyetubuhi anak kandungnya karena sudah melakukannya berulang kali.
SP mengaku telah melakukan perbuatan bejat tersebut sejak korban duduk di bangku kelas 4 SD saat usianya 11 tahun hingga kelas 6 SD saat usianya 13 tahun.
"Saya tidak ingat pak berapa kali, dari dia kelas 4 sampai sekarang kelas 6, terakhir hari Minggu kemarin," katanya.
Awal dari insiden tersebut bermula ketika suatu hari, SP sedang bersama korban di rumah, sedangkan istri dan anak-anaknya yang lain sedang pergi ke sungai untuk mencuci piring.
Saat itulah, SP membujuk korban untuk melakukan hubungan badan dan mengatakan pada korban bahwa dirinya tak akan hamil karena ia masih kecil.
Korban pun menolak dan mengingatkan ayahnya bahwa perbuatan tersebut adalah dosa.
"Waktu saya rayu, anak saya bilang, 'Jangan yah, kata guru di sekolah berdosa'," ujar Sp meniru suara anaknya, seprti dikutip dari Tribun Sumsel.
Tetapi SP tak menghiraukannya dan langsung melakukan perbuatan bejatnya secara paksa hingga korban menangis.
Saat pulang ke rumah, istri SP telah mendapati korban menangis, kemudian ia bertanya pada tersangka.
Baca Juga: Ayah Bejat di Kaltim Tega Lecehkan Anak Kandung, Aksinya Dilaporkan Mantan Istri
"Istri saya nanya, 'Kamu apakan dia?', saya bilang 'Tidak diapa-apakan, nangis sendiri'," kata SP.
Beberapa hari kemudian, istri SP mendengar cerita korban mengenai kejadian saat itu, kemudian ia memarahi suaminya dan memintanya mengakui perbuatannya.
Namun, SP mengelak dan mengatakan pada istrinya bahwa saat itu ia hanya mencium korban layaknya mencium anak kandung sendiri.
SP bahkan meminta istrinya agar tidak menuduh tanpa bukti.
Bukannya bertaubat, SP malah melakukan perbuatan bejatnya lagi saat istri dan dua anaknya pergi ke pasar.
Kali ini SP tak lagi membujuk, melainkan ia mengancam korban akan membunuh ibunya bila ia tak mau melayaninya.
Korban yang takut ibunya akan dibunuh oleh ayahnya pun akhirnya hanya bisa pasrah.
Saat itulah, istri SP yang pulang lebih cepat memergoki kelakuan suaminya.
SP lalu mengaku khilaf dan meminta maaf pada istrinya dan berjanji tak akan mengulangi perbuatannya lagi.
Saat itu, istri SP tak melaporkan suaminya ke polisi karena ia yakin SP bakal bertaubat.
"Sudah itu saya lupa pak ceritanya, saya benar-benar menyesal, malu saya pak," kata Sp di depan petugas.
Namun, bukannya bertaubat SP justru mengulangi aksi biadabnya.
Tak tahan akhirnya si istri melaporkan SP ke polisi setelah dengan mata kepalanya melihat putrinya diperkosa suaminya.
Menurut pengakuan ST, suaminya itu memiliki sifat yang kasar, ia juga sering dimarahi saat sedang kesal.
"Dia marah-marah terus, aku diancam-ancamnya, jadi aku takut pak, makanya baru aku lapor sekarang," ujar ST.
Pemerkosaan Anak oleh Keluarga Dekat, Apa Penyebabnya? Ini Kata Psikolog
Dilansir oleh kompas.com menurut Christin, dosen Fakultas Psikologi Unika Soegijapranata Semarang, semua manusia adalah makhluk seksual.
"Tak peduli kecil, muda, tua atau bahkan lansia," ujarnya kepada Kompas.com, Kamis (24/3/2022).
Nah sebagai makhluk seksual, tentunya kebutuhan seksual ini harus terpenuhi dengan takaran yang pas. Ketika tak terpenuhi, maka seseorang bisa "meledak", bisa menjadi rakus dan menyasar siapa saja.
Kerakusan ini sendiri didasari oleh banyak faktor. Mulai dari faktor ekonomi, faktor kerapuhan kepribadian, atau faktor kerapuhan kontrol diri.
"Ketika tak ada kontrol diri, atau seseorang memiliki kepribadian yang rapuh, maka ia bisa lepas kendali, menjadi rakus, bahasa Jawanya ngggragas, karena seks seperti rasa lapar juga haus," ujar Christin.
Seperti misalnya, seorang ayah punya dorongan seksual, tapi karena beberapa faktor si istri tak bisa memenuhi kebutuhan tersebut, maka si ayah ini bisa lepas kendali jika tak punya kontrol diri yang benar.
Baca Juga: 4 Kali Rudapaksa Anak Kandung, Ayah di Padang Sumbar Terancam Hukuman Kebiri
Kasus pemerkosaan dan pelecehan seksual, juga disumbang oleh minimnya seks edukasi yang dimiliki anak.
"Seks edukasi sangat penting. Jadi anak harus tahu, bahwa meski itu orang terdekat sekalipun (ayah atau kakak kandung), jika mereka menyentuh bagian tubuh yang tertutup pakaian dalam, maka hal itu tidak diperbolehkan," papar Christin. GridPop.ID (*)