Setelah menjalani karantina, diduga pemuda tersebut mengalami gangguan jiwa.
Dugaan itu terungkap saat LSM Ganggam Solidaritas-IPWL Agam Solid melakukan pengecekan kepada pemuda tersebut.
"Setelah kami karantina selama tujuh bulan belakang, ada indikasi gangguan jiwa pada anak (pemuda) tersebut.
Sebab, telaah kami tes menggunakan metode-metode khusus, tampak sensorik otaknya sudah rusak," kata Sukendra.
Pihak IPWL Agam Solid, mencoba menanyakan terkait aktivitas sehari-hari.
Namun, pada waktu yang cepat pemuda itu bisa lupa, lalu ingat lagi.
"Aktivitas rutin seperti menghidupkan kran air saja.
Kadang dia ini bisa, kadang tidak bisa. Kami kasih arahan, lalu nanti lupa lagi apa yang kami katakan," ungkap Sukendra.
Sekandra menilai kondisi gangguan jiwa ini disebabkan oleh zat-zat adiktif seperti lem dan narkotika.
Bahaya Inses
- Masalah kesehatan genetik
Inses dapat meningkatkan risiko kelahiran anak dengan cacat genetik atau gangguan perkembangan, hal itu disebabkan oleh peningkatan kemungkinan munculnya gen yang tidak normal atau mutasi genetik yang terwarisi dari kedua orang tua yang memiliki kerabat darah dekat.