Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), diperkirakan 17,9 juta orang meninggal akibat penyakit kardiovaskular pada 2019.
Angka itu mewakili 32 persen dari semua kematian global. Dari jutaan kematian tersebut, 85 persen disebabkan oleh serangan jantung dan stroke.
“Gejala serangan jantung dapat bervariasi, tetapi yang paling umum termasuk nyeri dada, sesak napas, mual, dan kelelahan yang tak terduga”, kata dr. Sidhi dalam keterangan persnya kepada Kompas.com pada Selasa (27/6/2023).
Bagaimana cara mengobati serangan jantung?
Menurut dr. Sidhi yang mendalami Cardiac CT di National Taiwan University Hospitals dan Interventional Cardiologist di Shanghai Institute of Cardiovascular, beberapa opsi penanganan serangan jantung secara medis, meliputi:
- Obat-obatan: beberapa obat-obatan, seperti ACE inhibitor, beta blocker, dan diuretik, dapat membantu mengurangi tekanan darah dan mengurangi beban kerja pada jantung.
- Terapi oksigen: terapi oksigen dapat membantu menghilangkan gejala seperti sesak napas dan memberikan pasokan oksigen yang cukup untuk tubuh.
- Operasi atau prosedur medis: jika kondisi pasien sangat serius, maka dokter akan merekomendasikan operasi atau prosedur medis, seperti angioplasti atau pemasangan ring pada jantung.
- Terapi fibrinolitik: terapi ini digunakan untuk membuka sumbatan di arteri koroner. Fibrinolitik adalah kelompok obat yang digunakan sebagai pengobatan untuk memecahkan bekuan darah.