GridPop.ID -Viral di media sosial istilah Toxic positivity.
Toxic positivity bisa menyerang siapa saja, termasuk kaum muda
Seseorang yang menolak emosi negatif akan terjebak dalam momen Toxic Positivity.
Dilansir dari TribunJatim.com, Toxic positivity adalah sebuah kondisi ketika seseorang menuntut dirinya sendiri atau orang lain untuk selalu berpikir dan bersikap positif, namun menolak semua emosi negatif.
Padahal, emosi negatif juga perlu diekspresikan, karena jika terus disangkal, dapat menyebabkan rusaknya kesehatan mental, termasuk stres berat, cemas, depresi hingga PTSD.
Seseorang yang menyampaikan kata-kata toxic positivity kemungkinan tidak bermaksud buruk karena ia ingin menyemangati orang lain yang sedang tertekan.
Namun cara penyampaiannya yang salah justru akan berakibat buruk pada orang tersebut.
Salah satu contoh kalimat toxic positivity yang paling sering diucapkan adalah "Kamu lebih beruntung, masih banyak orang yang lebih menderita dari kamu" dan "Jangan menyerah. Aku saja bisa, masak kamu enggak?".
Cara mengatasi toxic positivity
Dilansir dari laman Healthline via Kompas.com, berikut beberapa tips sederhana untuk mengatasi toxic positivity:
1. Tidak apa-apa untuk tidak baik-baik saja
Jika Anda capek dan kelelahan, izinkan diri Anda untuk beristirahat atau melakukan sesuatu yang tidak harus sempurna, dan bebas dari rasa bersalah.
2. Menghargai perasaan orang lain
Dengarkan dan validasi perasaan orang lain, meskipun itu berbeda dari perasaan Anda. Jangan mempermalukan orang lain karena emosi mereka, sebab mereka berhak atas perasaannya sendiri.
3. Hindari mengabaikan emosi sendiri
Akui bagaimana perasaan Anda, dan rasakan semua emosi Anda, entah itu baik atau buruk.
Menghindari apa yang Anda rasakan hanya akan memperpanjang ketidaknyamanan.
Faktanya, berbicara (atau menulis) tentang perasaan Anda itu bagus dan bisa membuat Anda lebih baik.
4. Bersikap realistis
Jika Anda ingin merasa produktif, mulailah dengan langkah-langkah kecil yang dapat ditindaklanjuti.
Kembangkan hal-hal yang sudah Anda kuasai dan kenal.
5. Perasaan tidak eksklusif satu sama lain
Pikiran positif yang sehat mengakui emosi yang otentik dan menolak pola pikir “salah satu/atau” dan berpendapat bahwa dua konsep yang berlawanan bisa benar secara bersamaan.
Dengan kata lain, Anda bisa sedih karena kehilangan pekerjaan dan sekaligus berharap menemukan pekerjaan baru di masa depan.
GridPop.ID (*)
Baca Juga: Tanpa Perlu Ribet Blokir! Beginilah Trik Kontak WhatsApp Tak Bisa Dichat Manusia Toxic