"Ada yang guru, pas ditanya bilang saya guru pak. Katanya dia juga malu karena seorang guru. Saya tanya kenapa ikut di sini, katanya diajak. Ada karyawan swasta, rata-rata pekerja semua," tuturnya.
Kondisi lokasi yang sebelumnya sempat dijaga dan minim penerangan membut mereka memanfaatkannya.
Dari hasil pemeriksaan juga diketahui bahwa kelompok pria penyuka sesama jenis yang berbuat mesum di Hutan Kota Cawang pada malam hari tersebut memiliki grup WhatsApp.
"Jadi kalau ada yang pernah ke situ mereka masuk grup WhatsApp. Saya pernah buka grup WhatsApp-nya. Isinya ya (ajakan) kita malam ini ke situ, ada live tontonan (hubungan sex)," lanjut Aman.
Bak tak kapok, aktivitas mesum tetap rutin diadakan meski lokasi tersebut telah beberapa kali digerebek.
"Bukan orang di daerah situ aja, jauh-jauh. Terakhir saya gerebek ada yang dari Bekasi, Depok, Tanjung Priok. Itu terakhir sekitar dua bulan lalu, kalau total kita gerebek sudah tujuh kali," sambung dia.
Tim Perintis Presisi Polres Metro Jakarta Timur hanya bisa melakukan pembinaan lantaran secara hukum pidana penindakan kelompok LGBT belum jelas.
Tim Perintis Presisi Polres Metro Jakarta Timur pun sudah berkoordinasi dengan Satpol PP dan Dinas Sosial terkait penertiban aktivitas mesum penyuka sesama jenis di Hutan Kota Cawang.
"Untuk diamanin sih tidak. Karena tidak ada kewenangan sama kami, kami sudah coba sampaikan ke Satpol PP Jakarta Timur ketika apel. Akhirnya dikasih lampu waktu itu," kata Aman.
Melansir Wartakotalive.com, Kepala Satpol PP Kecamatan Makasar, Badrudin mengungkap bahwa dipastikan kelompok LGBT tersebut berasal dari kalangan high class.
“Yang ke sini orang kaya, pakai mobil mewah, seperti CRV, itu mewah kan ya masuknya,” kata Badrudin saat dihubungi awak media, Rabu (26/7/2023).