Faktor kedua yakni berkaitan dengan faktor globalisasi yang merupakan konsekuensi perkembangan teknologi.
Globalisasi atau proses terhubungnya masyarakat dunia dalam semua aspek kehidupan seperti budaya, sosial, ekonomi dll.
Dengan kata lain, globalisasi adalah proses memudarnya sekat-sekat dan batas antar negara.
Globalisasi bisa menjadi hal positif dan negatif.
Dengan memudarnya batas negara memberikan resiko terhadap memudarnya identitas dan kebudayaan masyarakat kita.
Identitas dan kebudayaan masyarakat ini dapat menjadi cermin dan pedoman masyarakat dalam berperilaku di kehidupan masyarakat.
"Nah, ketika hal ini pudar, maka pedoman dalam berperilaku dan berkehidupan pun otomatis akan ikutan hilang.
Tidak menutup kemungkinan, pedoman dalam berperilaku masyarakat sekarang bersifat homogen seiring terjadinya globalisasi, yang mana yang menjadi pedoman dalam berperilaku ini tergantung pada budaya mana yang memegang kekuatan besar dalam konteks global," katanya.
Faktor ketiga adalah pendidikan yang kurang memadai.
"Minimnya stok pengetahuan ini menyebabkan mereka tidak memiliki basis terkait resiko-resiko yang akan didapatkan jika mengakses maupun mengimplentasikan apa yang mereka dapatkan dari dunia digital.
Kurangnya pengetahuan ini menyebabkan tidak adanya kontrol dalam diri remaja terkait apa yang akan mereka lakukan," katanya.