Senada dengan pendapat Zoya, dokter estetik dan seksolog, Haekal Anshari menyebut seberapa banyak seks dilakukan tak bisa menjadi tolak ukur untuk melihat seseorang terkena hiperseksual atau tidak.
Menurut Haekal Hiperseks bisa terjadi pada diri seseorang ketika orang tersebut tak bisa menahan diri untuk melakukan hubungan seksual.
Dalam artian menurutnya tidak bisa melihat tempat, kondisi, waktu hingga keadaan pasangan.
"Yang dicari oleh pengidap hiperseks hanya kenikmatan saja, jadi dia bisa melampiaskan hasrat seksnya bahkan kepada orang lain tanpa ikatan emosional. jadi seperti kecanduan," tegas Haekal.
Dia juga menambahkan, orang yang mengidap hiperseksual disebut tidak akan meminta sexual consent pada pasangannya.
Ia tidak peduli dengan persetujuan untuk melakukan seks dari pasangannya.
Haekal juga menambahkan mereka bahkan cenderung memaksakan keinginannya dengan tujuan kenikmatan sendiri. Sebab, jika keinginannya tak terpenuhi itu akan berpengaruh buruk pada diri mereka.
"Kalau hasrat seksnya tidak terpenuhi dia akan stres dan depresi," pungkasnya.
Tanda-Tanda Perilaku Hiperseksual
Sampai saat ini, tidak ada kriteria diagnostik formal yang ditemukan untuk hiperseksualitas.
Namun, ada beberapa perilaku yang dapat dijadikan indikator untuk menentukan perilaku kecanduan seks tersebut.
Baca Juga: Apakah Terlalu Sering Hubungan Intim Bisa Jadi Tanda Hiperseksualitas? Begini Kata Sang Ahli