GridPop.ID - Seorang pria Korea Selatan bernama Park Sang Hyeok (32) membuktikan cintanya pada seorang gadis asal Aceh, Arma Yulisa (31).
Awalnya kedua orangtua Arma belum sepenuhnya memberikan restu pada Park Sang Hyeok.
Padahal Sang Hyeok sudah serius menikahi Arma dan bahkan menjadi seorang mualaf.
Dilansir dari TribunTrends.com diungkapkan orang tua Arma sempat merasa takut jika putri mereka menikah dengan orang Korea Selatan tak akan kembali ke Indonesia.
"Karena orang tua kan khawatir. Saya cewek di sana sendiri. Jadi orangtua mikirnya juga, kalau nikah sama orang jauh enggak bakal pulang," ungkap Arma.
Park Sang Hyeok menyadari kegelisahan orang tua Arma. Ia bersikeras menemui calon mertuanya itu, untuk meyakinkan.
Tak disangka-sangka, dalam sepekan keberadaannya di Meulaboh, Park Sang Hyeok yang sudah berganti nama jadi Firdaus Park berhasil meluluhkan hati kedua orangtua Arma.
Padahal sebelum berangkat, ibunya bilang agar Park Sang tak perlu datang menemuinya.
"Seminggu di sini, mamak lihat dia selalu bantu-bantu kerjaan rumah. Bantu angkat piring, cuci piring, bersih-bersih. Pas Acara si adik bantu pasang-pasang tirai Aceh," cerita Arma.
Baca Juga: Biodata Artis Yoon Jung Hee, Aktris Senior Korsel yang Meninggal Dunia Usai Berjuang Lawan Alzheimer
"Jadi mamak tuh bengong lihat dia, sambil bilang Agam Aceh hana lagee nyo (laki-laki Aceh enggak ada begini)," lanjut Arma sambil tertawa menirukan ucapan ibunya.
Ibu Arma pun sempat menanyai Arma soal perilaku dan sikap Park Sang Hyeok di negaranya.
"Pada akhirnya mama dan ayah dua-dua bilang oke," kata Arma.
Sementara itu, berbeda dengan pihak keluarganya, pihak keluarga sang suami menurutnya justru lebih dahulu memberikan restu.
Awal perkenalan Arma dan Park Sang Hyeok
Kepada Serambinews.com, Arma menceritakan dirinya pertama sekali bertemu dengan sang suami saat sedang melakukan riset penelitian untuk program magisternya di Pohang University of Science and Technology (Postech), Pohang, Provinsi Gyeongbuk, Korea Selatan.
Arma dan suami saat diketahui sama-sama mengambil program magister di jurusan yang sama, yaitu Teknik Lingkungan (Environmental Science and Engineering).
"Itu di akhir 2017. Saya lagi sibuk penelitian untuk thesis. Si Oppa baru selesai wajib militer (Wamil). Terus masuk ke lab di bagian saya," ungkap Arma.
Arma mengatakan, saat itu Park Sang Hyeok yang masih berstatus sebagai mahasiswa S2 mendapat tawaran menjadi peneliti di laboratorium tersebut.
Hal itu karena sang suami terlambat mengurus berkas administrasi untuk program magisternya.
Namun karena kemampuannya di bagian enginering service yang diperoleh dari Wamil, ia pun diminta oleh profesor mereka untuk menjadi peneliti sementara di laboratorium.
"Jadi penelitian saya, di lab itu belum pernah ada yang ngerjain. Profesornya saya waktu itu ngasih tentang elektrogenesis, yang bener-bener tentang bio chemical system,"
"Jadi saya tanya ke senior, ga ada yang ngerti. Kebetulan satu senior nyuruh saya tanya ke si Oppa," cerita gadis kelahiran Melaboh, 17 Oktober 1992 itu.
Sejak saat itulah, Arma dan Park Sang Hyeok sering bertemu. Park Sang Hyeok pun sering membantu Arma setiap kali ia mendapat kesulitan.
"Jadi deketnya itu memang gara-gara riset. Dia itu ngebantu banget. Dari bikin reaktor, diajarin ini itu. Sampai jam 2 malem reaktor ga jalan, Aku telpon dia, jam 2 malem dia mau balik ke lab," tutur Arma.
GridPop.ID (*)