Find Us On Social Media :

Bakar Semangat Nasionalisme, Ini Kumpulan Ucapan Penyemangat dari Presiden Soekarno dalam Pidato 17 Agustus

By Andriana Oky, Kamis, 17 Agustus 2023 | 10:15 WIB

Proklamasi kemerdekaan Indonesia dilaksanakan di kediaman Soekarno pada 17 Agustus 1945.

MENJADILAH kita satu bangsa yang penuh dinamik, satu bangsa yang "iyeg rumagang hing gawe", satu bangsa yang tidak dengki-mendengki satu sama lain, satu bangsa yang "tebih saking cecengilan, adoh saking laku juti". Menjadilah Negara kita Negara yang memenuhi segala harapan-harapan kita yang masih hidup, dan harapan-harapannya kawan-kawan kita yang telah mati. Menjadilah rakyat Indonesia rakyat yang makmur, sebab ia mengerti dan menindakkan, bahwa kemakmuran hanyalah menjelma jika dipanggil dengan panggilannya, gawe.(Pidato 17 Agustus 1952: Harapan dan Kenyataan)

JIWA Merdeka itu, Jiwa yang tak segan bekerja dan memberi. Jiwa dinamis yang bisa berdiri sendiri di atas kaki sendiri dari hasil usaha sendiri – bukan jiwa yang meminta, merintih, mengemis saja ke kanan dan ke kiri, sambil bermimpi dapat mencapai derajat-penghidupan yang makmur dengan seboleh-bolehnya tidak bekerja samasekali.Kita tidak hidup di alam impian, kita hidup di alam kenyataan. Kita tidak hidup di alam sorga, kita hidup di alam dunia.(Pidato 17 Agustus 1953: Jadilah Alat Sejarah)

BERIKANLAH jiwa-ragamu dengan mutlak! Jangan setengah-setenguh! Yang setengah-setengah tidak akan mendapat padi segegam, yang mutlak akan mendapat dunia.Vivekananda pernah berkata, bahwa sesuatu bangsa yang tenggelam hanyalah dapat diangkat oleh orang-orang yang jiwanya terbuat dari zatnya petir dan zatnya guntur.Terjunlah ke dalam lautan-bakti itu dengan jiwa yang terbuat dari zatnya petir dan zatnya guntur! Moga-moga Tuhan selalu beserta kita!(Pidato 17 Agustus 1954: Berirama dengan Kodrat)

NYALAKANLAH lagi Api-Keramat itu manakala ia hampir padam, kobarkanlah nyalanya manakala ia masih menyala! Api-Keramat inilah yang membuat kita berani mengeluarkan Proklamasi 17 Agustus 1945, Api-Keramat inilah yang membuat kita berani mengadakan Revolusi, Api-Keramat inilah yang membuat kita mampu bertahan sepuluh tahun. Api-Keramat inilah yang akan membawa kita ke tempat tujuan, biar berapa jauh pun tempatnya tujuan itu,(Pidato 17 Agustus 1955: Tetaplah Terbang Rajawali)

MEREKA, mereka, rakyat jelata yang berpuluh-puluh juta, mereka rakyat jelata di kota-kota dan di desa-desa, mereka rakyat jelata di gubuk-gubuk dan di pinggir sungai, mereka Rakyat jelata dari Sabang sampai Merauke, merekalah pembuat Revolusi, merekalah motor Revolusi, merekalah Revolusi!(Pidato 17 Agustus 1956: Berilah Isi Kepada Hidupmu!)

"ITULAH kiprahnya tiap-tiap revolusi! Tetapi revolusi juga barulah benar-benar revolusi, kalau ia terus-menerus berjuang. Bukan saja berjuang ke luar menghadapi musuh, tetapi berjuang ke dalam memerangi dan menundukkan segala segi-segi negatif yang menghambat atau merugikan jalannya revolusi itu.(Pidato 17 Agustus 1957: Satu Tahun Ketentuan)

KEBESARAN dan kebahagiaanmu tidak lagi di tangan keluhuranmu yang telah mangkat, kebesaran dan kebahagiaanmu adalah di dalam tanganmu sendiri, dan itu pun: di dalam tanganmu sendiri yang berjuang, di dalam tanganmu yang menyala-nyala dengan apinya cipta. Sebab hanya tangan yang demikian itulah tangan yang diberkahi Tuhan!(Pidato 17 Agustus 1958: Tahun Tantangan)

Baca Juga: 20 Quotes dari Soekarno Tentang Semangat Kemerdekaan, Cocok Buat Unggah Status di Media Sosial!

BERANI menerima bahwa kesulitan-kesulitannya tidak akan lenyap dalam satu malam, dan berani pula menyingkilkan lengan bajunya untuk memecahkan kesulitan-kesulitan itu dengan segenap tenaganya sendiri dan segenap kecerdasannya sendiri. Sebab bangsa yang demikian itu, – bangsa yang berani menghadapi kesulitan-kesulitan dan mampu memecahkan kesulitan-kesulitan -, bangsa yang demikian itu menjadi bangsa yang gemblèngan(Pidato 17 Agustus 1959: Penemuan Kembali Revolusi Kita)

PANTAS kita bangga atas Proklamasi itu, karena kita telah menjadi pengambil inisiatif (initiatiefnemer) daripada pernyataan-pernyataan kemerdekaan di lain-lain negeri di Asia, seperti di India, di Pakistan, di Burma, di Vietnam, di Filipina dan lain-lain, yang semuanya menyatakan kemerdekaannya sesudah Proklamasi kita itu.(Pidato 17 Agustus 1960: Laksana Malaikat yang Menyerbu dari Langit, Jalannya Revolusi Kita)

PIMPINAN Nasional harus menanam dasar-dasar kebangsaan dan dasar-dasar kenegaraan, dan harus memimpin pelaksanaan daripada dasar-dasar Kebangsaan dan Kenegaraan itu sampai tercapailah cita-cita nasional, – kecuali jikalau ia ndléwér, kecuali jikalau ia menyeléwéng, kecuali jikalau ia durhaka dan khianat. Jikalau ia ndléwér, jikalau ia nyeléwéng, jikalau ia khianat, haruslah ia ditendang mentah-mentah oleh revolusi(Pidato 17 Agustus 1961: Revolusi–Sosialisme Indonesia–Pimpinan Nasional {Resopim})

REVOLUSI Indonesia, kataku tempohari, adalah "congruent dengan social conscience of man", "Kongruen dengan budi-nurani kemanusiaan", dan sekarang nyata benar bahwa revolusi Indonesia itu sungguh-sungguh mempunyai suara yang mengumandang keempat penjuru dunia", revolusi Indonesia mempunyai Universal Voice, Revolusi Indonesia mempunyai Suara Sejagad!(Pidato 17 Agustus 1962: Tahun Kemenangan)