Hasrat seksual ini dihubungkan dengan tingkat serotonin dalam tubuh.
Tingkat serotonin yang tinggi diasosiasikan dengan penurunan libido atau hasrat seksual, sebaliknya tingkat serotonin rendah meningkatkan hasral seksual.
Sementara, para penderita migrain umumnya memiliki kadar serotonin yang rendah.
Hal ini mungkin dapat menjadi alasan mengapa penderita migrain memiliki hasrat seksual yang tinggi.
Akan tetapi, pada kasus tertentu, migrain bisa menurunkan hasrat seksual, terutama saat penderita sedang mengalami rasa sakit atau nyeri yang diiringi dengan pusing, lelah, dan mual.
Gejala-gejala tersebut mampu menurunkan hasrat seksual penderita.
Tidak hanya itu, hasrat seksual juga dapat menurun karena rasa cemas dan ketakutan bahwa migrain akan kembali menyerang saat sedang berhubungan seksual.
Saat migrain menyerang, penderita bisa mengalami disfungsi seksual, berupa kesulitan untuk ereksi pada pria dan kesusahan untuk mencapai orgasme pada wanita.
Beberapa obat yang digunakan untuk cara mengatasi migrain, seperti antidepresan SSRIs dan MAOIs dapat menjadi penyebab disfungsi seksual yang bisa menurunkan hasrat seksual.
Serupa dengan berhubungan intim sebagai cara mengatasi migrain, penelitian mengenai migrain dan hasrat seksual juga memerlukan studi lebih lanjut.
Cara mengatasi migrain dengan obat
Baca Juga: Lengkap dengan Cara Mengatasinya, Berikut 4 Masalah Seks yang Sering Terjadi dalam Hubungan Intim
Kamu tetap dapat mencoba berhubungan intim dengan pasangan sebagai salah satu cara mengatasi migrain, tetapi apabila migrain yang dirasakan tidak kunjung sembuh atau malah makin parah, maka perlu untuk kembali ke cara mengatasi migrain yang sudah terbukti.
Cara mengatasi migrain dengan menggunakan obat-obatan dari apotek sudah cukup terbukti mampu membantu meringankan gejala migrain.
Obat untuk mengatasi gejala migrain terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
- Triptan, obat cara mengatasi migrain yang hanya bisa didapatkan dengan resep dokter dan bekerja dengan menghalangi sinyal rasa sakit di otak. Obat ini sebaiknya tidak dikonsumsi oleh orang yang memiliki risiko terkena stroke dan serangan jantung.
- Obat antimual, digunakan sebagai cara mengatasi migrain yang memiliki gejala muntah, mual, dan fenomena aura. Umumnya, obat antimual dipadukan dengan obat antisakit.
- Obat antinyeri, aspirin dan ibuprofen adalah beberapa jenis obat antisakit yang dapat ditemui di apotek. Namun, obat antisakit sebaiknya tidak dikonsumsi dalam jangka panjang karena bisa memicu efek samping, seperti luka pada pencernaan, sakit kepala, dan sebagainya.
- Dihydroergotamine, obat jenis ini hanya ada dalam bentuk semprotan hidung atau suntikan serta efektif sebagai cara mengatasi migrain yang sudah berlangsung lebih dari 24 jam. Namun, terdapat efek samping berupa bertambah parahnya mual dan muntah.
- Medikasi opioid, bagi orang-orang yang tidak bisa mengonsumsi obat-obat migrain di atas, medikasi opiod dapat menjadi alternatif yang dapat dicoba. Akan tetapi obat ini hanya digunakan jika obat-obat lainnya tidak mempan, karena obat ini berisiko untuk membuat ketagihan.
Jika migrain tidak kunjung sembuh setelah mengonsumsi obat atau kamu tidak yakin mengenai jenis obat apa yang harus dikonsumsi sebagai cara mengatasi migrain, maka berkonsultasilah ke dokter.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Benarkah Bercinta Bisa Jadi Cara Mengatasi Migrain?"
Baca Juga: Bikin Kepuasan Hubungan Intim Meningkat, Begini 3 Tips Merapatkan MIss V
(*)