Find Us On Social Media :

11 Orang Siswi SD di Situbondo Meniru, Fenomena Barcode Korea Viral di TikTok, Ternyata Berbahaya

By Luvy Octaviani, Jumat, 6 Oktober 2023 | 16:47 WIB

tangan

GridPop.ID - Di zaman modern ini banyak orang yang mengunduh media sosial untuk hiburan dan mendapatkan informasi.

Namun, jika tak bisa memfilternya dengan baik, penggunaan media sosial juga menimbulkan efek negatif.

Seperti halnya fenomena barcode Korea yang baru-baru ini viral di TikTok.

Karena adanya fenomena tersebut, belasan siswi di Situbondo, Jawa Timur nekat melukai tangannya sendiri.

Melansir dari laman kompastv.com, agar fenomena itu tak meluas, Dinas Pendidikan setempat mengeluarkan surat edaran yang meminta orangtua dan guru mengawasi anaknya.

Ada belasan siswi sekolah dasar di Kabupaten Situbondo yang melukai tangannya dengan cara disayat menggunakan benda tajam, seperti silet, cutter dan pena pemotong.

Aksi melukai diri sendiri ini disebut dengan fenomena barcode korea.

Para siswi sd ini bergantian menyayat tangannya dengan benda tajam hingga menimbulkan bekas luka.

Dinas pendidikan setempat langsung mendatangi sekolah untuk memberikan edukasi agar fenomena itu tidak semakin meluas.

Dinas Pendidikan Situbondo juga mengeluarkan surat edaran yang meminta agar orangtua dan guru mengawasi anak-anak serta memerintahkan pihak sekolah untuk melarang warga berjualan cutter ataupun silet di sekolah.

Pantauan Tribunjogja.com, Kamis (5/10/2023) pukul 22:35 WIB, media sosial TikTok sudah memblokir kata kunci pencarian “Barcode Korea”.

Baca Juga: Kata Galau Kembali Dipakai Netizen hingga Viral di TikTok, Apa sih Artinya?

Saat Tribunjogja.com mencoba mencari “Barcode Korea” di TikTok, bukan konten video menyakiti diri sendiri yang muncul, melainkan peringatan tentang menawarkan bantuan psikologis.

“Kamu tidak sendirian. Jika kamu atau orang yang kamu kenal sedang mengalami masa yang berat, bantuan akan selalu ada,” demikian kalimat yang muncul saat Tribunjogja.com mencari konten video “Barcode Korea”.

Kemudian, pada bagian bawah peringatan tersebut ada kontak Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia (RI) yang bisa dihubungi setiap hari selama 24 jam.

Kontak Hotline Kemenkes RI tersebut adalah 119.

Apa Itu Fenomena Barcode Korea yang Viral di TikTok?

Merangkum laman resmi Universitas Gadjah Mada (UGM) ugm.ac.id, Fenomena Barcode Korea yang sedang tren di media sosial merupakan aksi menyakiti diri sendiri karena tekanan psikologis.

Rasa takut, kecemasan, hingga kesedihan berpotensi membuat seseorang ingin menyakiti dirinya sendiri, termasuk dengan mengikuti tren Barcode Korea tersebut.

Perilaku ini sangat mengkhawatirkan, terlebih apabila tidak ditangani dengan baik.

Nurul Kusuma Hidayati, M.Psi., peneliti Center for Public Mental Health (CPMH) Psikologi UGM menjelaskan bahwa Fenomena Barcode Korea termasuk kategori NSSI yang perlahan bisa berubah ke kategori SSI.

Apa itu NSSI? Apa itu SSI?

NSSI adalah singkatan dari Non Suicidal Self Injury yang artinya aksi menyakiti diri sendiri bukan untuk bunuh diri.

Baca Juga: 'Kepala Bayi Udah Nongol Dia Malah Ngamuk', Kisah Pasien ODGJ saat Melahirkan yang Dibantu 6 Bidan Ini Viral di TikTok

SSI adalah singkatan dari Suicidal Self Injury yang artinya aksi menyakiti diri sendiri untuk bunuh diri.

“Ini merupakan satu hal yang perlu diwaspadai, karena menjadi salah satu gejala mental illness (sakit mental). Ke depan, ini sangat berbahaya,” ujar Nurul, dikutip Tribunjogja.com dari ugm.ac.id.

Pada kesempatan sama, Wirdatul Anisa, M.Psi. yang juga Peneliti CPMH UGM mengatakan bahwa media sosial memiliki peranan besar dalam memicu keinginan anak dan remaja untuk melakukan aksi menyakiti diri sendiri.

“Ada penelitian menemukan, semakin banyak waktu yang digunakan untuk berada di media sosial, itu akan semakin mendorong perilaku melukai diri sendiri pada remaja yang rentan,” kata Wirdatul dikutip Tribunjogja.com dari ugm.ac.id.

“Jadi, kalau remajanya memang sudah memiliki ketidakstabilan emosi, kesulitan mengelola emosi, dan kesulitan mengelola stres, ketika dia banyak berinteraksi dengan media sosial, dia memiliki potensi yang paling besar untuk melakukan ini,” imbuhnya.

Data mengungkapkan, sebanyak 36,9 persen masyarakat Indonesia pernah melakukan upaya menyakiti diri sendiri dengan sengaja.

Jumlah tersebut didominasi oleh kelompok usia muda, yakni 18-24 tahun, dengan persentase sebesar 45 persen.

Ketika seseorang memiliki kecenderungan ingin menyakiti diri sendiri, kemudian melihat di media sosial banyak orang lain yang juga melakukannya, maka akan muncul pemikiran bahwa perilaku tersebut adalah hal yang normal.

Padahal, tidak demikian.

“Kita melihat ya, data-data di instagram itu. Banyak sekali ternyata unggahan yang melibatkan tagar berbau NSSI, self-harm, yang itu kemudian menjadi tren,” kata Wirdatul.

“Dalam beberapa aplikasi lain, seperti novel online, banyak juga cerita-cerita yang seolah mempromosikan perilaku tersebut. Apalagi di Twitter (kini menjadi X), di mana banyak orang memberikan komentar, dan tanpa sadar telah mempromosikannya,” paparnya.

Wirda menjelaskan, perilaku menyakiti diri sendiri membutuhkan penanganan cepat dan tepat, sebelum mengarah pada perilaku SSI. GridPop.ID (*)

Baca Juga: Lirik dan Terjemahan Lagu All Too Well - Taylor Swift, Viral di TikTok Berkat Tren 'Mbak Taylor'