GridPop.ID - Kisah inspiratif datang dari sosok Salma Rumasukun (56).
Wanita yang akrab disapa Mama Salma ini merupakan seorang penjual pinang.
Tak main-main profesi tersebut sudah ditekuni mama Salma selama 21 tahun.
Melansir dari TribunPapuaBarat.com, Mama Salma termasuk penjual pinang pertama di kawasan pertokoan Fakfak Jalan Izak Telussa.
"Dulu itu masih ada wartel, jadi kalau mau telepon ramai sekali orang antri. Nah, biasanya mereka sambil tunggu beli pinang di mama untuk kunyah pinang dulu baru masuk telfon," ujar Mama Salma.
Wanita 56 tahun itu rela berjualan pinang di pinggir jalan untuk membantu perekonomian keluarganya.
"Mama harus bisa bantu keluarga untuk jual pinang. Hidup kita tidak susah, tapi cukup saja saat itu, sehingga mama juga harus bantu," katanya.
Mama Salma pun tak menampik seiring perubahan zaman ada kesulitan yang dihadapinya.
Perputaran uang yang terjadi di daerahnya terasa sulit.
Namun hal tersebut tak menggugurkan semangat Mama Salma untuk terus berjualan siri pinang.
"Dulu sulit juga, tetapi harga barang sebenarnya masih bisa dibilang terjangkau," ujarnya.
Baca Juga: VIRAL Sosok Inspiratif Pak Sarono, Kakek Pemecah Batu Buta yang Asuh 75 Anak Yatim
Ia tetap berjuang dan percaya jika usaha tak pernah mengkhianati hasil, dan rezeki pasti selalu ada.
"Tetap mama syukuri saja karena Alhamdulillah sekarang ini kalau ramai dan laku itu bisa dapat Rp 1 Juta sehari, tetapi kalau sepi paling hanya Rp 500 ribu," katanya.
Ditanya soal harga pinang yang dijualnya, Mama Salma menuturkan untuk pinang 1 tumpuk (15 buah) dijual dengan harga Rp 10.000.
Sementara dikatakannya, kalau 1 ikat sirih (7 buah) biasanya dijual dengan harga Rp 10.000.
"Paling laku misalnya kalau kapal putih (Kapal PT Pelni) masuk ke Pelabuhan, maka itu ramai sekali yang beli," ungkapnya.
Mama Salma berharap wilaya tempatnya tinggal selalu aman agar bisa terus bekerja mencari rezeki.
"Kita masyarakat kecil berharap supaya kota ini tetap aman, karena kalau aman terus kan kita tidak takut mau jualan, mau keluar, mau bepergian begitu," pungkasnya.
Mengenal Tradisi Menyirih serta Manfaatnya
Mengutip Kompas.com, Tradisi menyirih atau menguyah sirih merupakan tradisi mengunyah bahan-bahan nyirih.
Secara umum ada tiga bahan-bahan sebagai unsur utama dari bahan nyirih, yakni pinang, daun sirih, serta kapur sirih.
Kapur sirih sering disebut juga injet. Di setiap daerah, tradisi menyirih memiliki makna yang berbeda-beda, namun secara umum tradisi ini membawa nilai kebaikan.
Manfaat Menyirih
Menyirih dipercaya memiliki manfaat untuk menjaga kesehatan gigi dan sistem percernaan.
Karena, proses mengunyah daun sirih dan biji pinang bisa mendorong produksi air liur.
Air liur mengandung beragam jenis protein dan mineral yang baik untuk menjaga kekuatan gigi serta mencegah penyakit gusi.
Selain itu, air liur juga senantiasa membersihkan gigi dan gusi dari sisa-sisa makanan atau kotoran yang menempel. Untuk sistem pencernaan, air liur berfungsi untuk mengikat dan melembutkan makanan.
GridPop.ID (*)