Find Us On Social Media :

Beda dengan Sekarang, Cara Menagih Utang di Masa Lalu Ini Viral, Cuma Pakai Surat dengan Bahasa yang Sopan

By Grid.,Helna Estalansa, Rabu, 8 November 2023 | 17:45 WIB

ilustrasi hutang

GridPop.ID - Seiring dengan perubahan zaman, praktek menagih utang juga mengalami transformasi.

Kita sering mendengar cerita-cerita tentang taktik menagih utang yang agresif dan tidak etis.

Tetapi, apakah kamu tahu bahwa di zaman dulu, terdapat cara yang jauh lebih sopan untuk menyelesaikan masalah utang?

Ya, jagat maya digegerkan dengan adanya surat penagihan utang di masa lalu.

Kebanyakan penagih utang akan meminta secara spontan uang yang telah dipinjam.

Perkataan yang kasar bisa membuat perdebatan antara kreditur dan debitur.

Namun berbeda dengan cara menagih utang di masa lalu seperti yang tertulis dalam sebuah surat.

Tanpa menggunakan kekerasan ataupun ngotot, penagih meminta uangnya kembali dengan bahasa yang lembut dan sopan.

Dikutip dari EVA, Rabu (8/11/2023), penagihan utang adalah kisah yang cukup menegangkan dan membuat frustrasi, dan bahkan menjadi pelanggaran hukum ketika metode ekstrem diterapkan.

Hutang uang dan materi sudah ada di antara manusia sejak zaman dahulu, namun cara menagih hutang dahulu dan sekarang mempunyai banyak perbedaan.

Gambar surat penagihan utang bertahun-tahun lalu yang dibagikan di sebuah forum mengejutkan banyak orang.

Baca Juga: Sudah Diselingkuhi Masih Harus Lunasi Utang Suami, Istri Oknum Tentara Murka Bongkar Kelakuan Pasangannya, Begini Kisahnya

Cara menagih utang dengan menulis surat sangat sopan, lemah lembut, dengan kalimat-kalimat yang rumit dari kreditur kepada debitur.

Tanpa menimbulkan suasana mencekam, penagihan utang bisa diibaratkan seperti menulis esai atau puisi.

Oleh karena itu, surat penagihan utang yang isi pembayaran barangnya diawali dengan alamat lengkap, tanggal, nama dan alamat penerima.

Secara khusus, ada juga surat sopan yang dikirimkan dari kreditur kepada debitur.

Kreditur adalah "gelar" dan menyebut debitur sebagai "gelar mulia", dengan jelas menyatakan utangnya.

"Bulan lalu, saya membeli tiga puluh kotak sabun premium, senilai dua puluh lima ratus dong.

Pembeli hutang punya janji untuk membayar pada tanggal 30 bulan ini tapi belum melihatnya.

Karena saya butuh uang untuk membeli barang, saya mengirimkan surat permintaan."

Diakhiri dengan seorang debt collector yang sangat sopan, "Kalau begitu mohon segera kembalikan uang itu kepada saya, agar saya masih mempunyai uang untuk dibelanjakan dalam urusan ini.”

Selain itu, di akhir surat penagihan utang juga terdapat harapan agar selalu sehat.

Tidak jelas kapan surat ini secara spesifik ditulis, namun setelah diposting, membuat semua orang merasa tertarik dengan betapa lembutnya penagihan utang di masa lalu.

Baca Juga: 10 Tahun Menikah Terasa Pilu, Wanita Ini Ceraikan Suami yang Pemalas hingga Masih Tanggung Bayar Utang

Bahkan banyak yang mempertanyakan apakah cara penagihan utang ini bisa diterapkan di zaman sekarang.

Bukan berarti kita harus menggunakan “pedang besar”, agresif, dan saling adu mulut untuk menagih hutang, dulu nenek moyang kita menuntut dengan sopan, lembut, namun tetap sangat tegas dan cepat.

Namun setiap waktunya berbeda, cara-cara lama terkadang sudah tidak sesuai lagi di masa sekarang ketika kehidupan berjalan terlalu cepat.

Penagihan utang secara perlahan seringkali kontraproduktif, debitur tetap tidak membayar, dan pemberi pinjaman juga berada dalam posisi yang sulit.

Teman Dieu Linh mengungkapkan, "Pada masa nenek moyang kami, kami tidak dapat mendapat masalah."

Quan Nguyen dengan penuh humor berbagi, "Orang-orang di masa lalu lebih memilih menjadi lebih sederhana daripada saat ini.

Sekarang hanya negara yang berlutut dan menagih utangnya.”

"Puisi masa lalu masih merupakan sesuatu yang sangat bagus, surat penagihan hutang, tapi ketika dibaca, rasanya sangat sopan dan lembut," tulis akun Nam Nguyen.

Terlihat bahwa dulu tidak hanya menagih utang, tapi juga komunikasi, bertukar pendapat atau ingin mengumumkan sesuatu, semua mengandalkan surat, kertas hitam putih yang jelas.

Kata-kata yang dibacanya ringan namun penuh makna dan pesan baru tersampaikan.

Artikel ini telah tayang di Tribuntrends.com dengan judul "TANPA Ngotot, Cara Menagih Utang di Zaman Dulu Viral, Peminjam Diberi Surat, Pakai Bahasa Sopan"

Baca Juga: Ditipu Rekan Bisnis, Penyanyi Ini Jual Aset Buat Bayar Utang, Endingnya Tidur di Mobil

(*)