GridPop.ID - Kehamilan bisa terjadi ketika pasangan suami istri melakukan hubungan intim di masa subur wanita.
Ketika hubungan intim, bisakah wanita mengalami kehamilan ketika sedang menstruasi?
Meski kecil kemungkinannya untuk hamil saat rahim Anda masih mengeluarkan cairan hal itu bukan tidak mungkin menurut ahli endokrinologi reproduksi di Shady Grove Fertility, Anate Brauer.
Semua itu ada hubungannya dengan kapan Anda berovulasi dalam siklus menstruasi wanita.
Diberitakan laman Livestrong, ovulasi biasanya terjadi pada hari ke-14 dari rata-rata siklus menstruasi dan berlangsung selama 12 hingga 24 jam.
Namun, tidak semua orang berovulasi pada waktu yang sama dalam siklusnya.
Meskipun satu orang mungkin berovulasi pada hari ke-14, orang lain mungkin berovulasi pada hari ke-6 atau ke-7 atau bahkan paling lambat pada hari ke-20, Dr. Brauer menjelaskan.
Terlebih lagi perma dapat hidup di dalam saluran reproduksi hingga lima hari.
Artinya, jika Anda berhubungan seks menjelang akhir haid, sperma masih bisa bertahan cukup lama untuk membuahi sel telur yang dilepaskan beberapa hari setelah haid Anda berakhir.
Terkadang pendarahan vagina disebabkan oleh penyebab lain selain menstruasi. Faktanya, Anda mungkin mengalami pendarahan menstruasi tidak teratur yang disebabkan oleh kondisi hormonal seperti sindrom ovarium polikistik (PCOS) atau endometriosis, serta polip atau fibroid rahim.
Siklus menstruasi rata-rata terjadi setiap 28 hari, dengan masa ovulasi sekitar hari ke 13 hingga 15 siklus, menurut ACOG.
Namun, siklus normal yang khas masih dapat berkisar antara 21 dan 35 hari, yang pada dasarnya berarti hari ovulasi terjadi lebih awal atau lebih lambat dalam siklus tersebut.
“Jika siklus menstruasi Anda teratur, maka lebih mudah untuk memprediksi masa subur Anda karena Anda mengetahui tanggal ovulasi atau kisaran tanggal ovulasi,” kata ahli endokrinologi reproduksi.
“Pada wanita yang memiliki siklus menstruasi tidak teratur, sulit untuk menentukan kapan ovulasi dapat terjadi, dan akibatnya, kehamilan menjadi lebih sulit, sehingga kurang subur.”
Jika mencegah kehamilan adalah prioritas, sebaiknya konsultasikan dengan profesional kesehatan untuk memilih metode kontrasepsi yang paling sesuai dengan situasi Anda.
1. Menggunakan kondom dengan benar
Kondom adalah salah satu alat kontrasepsi yang dapat membantu mencegah kehamilan dan melindungi dari infeksi menular seksual (IMS).
Pastikan untuk menggunakan kondom dengan benar setiap kali berhubungan intim.
Baca Juga: Benarkah Hubungan Intim Jadi 'Obat Instan' saat Derita Sakit Kepala? Begini Penjelasan Ahli
Periksa tanggal kedaluwarsa dan pastikan kondom tidak rusak sebelum digunakan.
2. Metode kalender atau siklus menstruasi
Beberapa pasangan menggunakan metode kalender atau pemantauan siklus menstruasi untuk mengidentifikasi periode ketika wanita tidak subur selama siklus menstruasi.
Ini melibatkan pemantauan pola siklus menstruasi selama beberapa bulan.
Namun, metode ini kurang efektif dan dapat bervariasi tergantung pada siklus menstruasi individu, serta memerlukan ketelitian dan pemahaman yang baik.
3. Pemanfaatan metode coitus interruptus
Metode coitus interruptus, atau sering disebut sebagai withdrawal, melibatkan penarikan penis dari vagina sebelum ejakulasi.
Meskipun sederhana, metode ini kurang efektif karena sejumlah sperma dapat dikeluarkan sebelum ejakulasi.
Selain itu, diperlukan kendali diri yang baik dan komunikasi yang efektif antara pasangan.
Penting untuk diingat bahwa meskipun beberapa metode ini dapat membantu mengurangi risiko kehamilan, tidak ada metode kontrasepsi yang 100% efektif kecuali sterilisasi.
Jika Anda ingin mencari metode kontrasepsi yang lebih andal, konsultasikan dengan dokter atau profesional kesehatan untuk memilih metode yang paling sesuai dengan kebutuhan dan kondisi kesehatan Anda.
GridPop.ID (*)