Sebagai contoh, video yang viral pertengahan tahun ini berisi kata 'gwenchanayo' yang diucapkan oleh seorang mahasiswa Universitas Gadjah Mada dalam wawancaranya.
Kata 'gwenchanayo' ini sering muncul di fyp TikTok dan membuat pengguna TikTok serta media sosial lainnya tanpa sadar mengucapkan kata tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Hal ini terjadi karena pendengaran kita terus terpapar oleh suara tersebut hingga kita tanpa sadar mengikuti.
Ini juga berlaku ketika terdapat melodi lagu yang sedang viral, dan secara tiba-tiba kita menyanyikannya tanpa menyadari.
Jadi, earworm adalah proses di mana otak kita terpapar oleh suara atau lagu tertentu yang terus berulang-ulang hingga kita secara otomatis mengulanginya tanpa sadar.
Earworm juga dikatakan dapat menular kepada orang di sekitar yang mendengar seseorang yang mengalami earworm.
Misalnya, ketika kita berkumpul dan seseorang terus-menerus menyanyikan lagu secara berulang-ulang, orang lain yang mendengarkan juga dapat ikut terpengaruh karena mendengarkan suara teman mereka secara terus-menerus.
Untuk menghentikan earworm, kita dapat memutar lagu yang menjadi penyebab earworm tersebut sampai selesai, karena yang terputar di dalam otak hanyalah sebagian kecil dari lagu tersebut.
Earworm juga tidak mungkin terjadi jika kita mendengarkan lagu secara keseluruhan berulang-ulang karena akan terlalu panjang jika diulang terus-menerus.
Mekanisme earworm terletak pada kalimat atau suara yang singkat, atau pada potongan lagu yang singkat yang menjadi viral.
Salah satu cara untuk menghentikan earworm adalah dengan memutar lagu lain atau dengan sibuk melakukan percakapan langsung dengan teman atau melakukan kegiatan santai lainnya.
Itu dia pengertian dari kata earworm yang viral di TikTok.
Fenomena tersebut pasti pernah terjadi tanpa kita sadari dan dapat terbawa kepada orang lain di sekitar kita.
Baca Juga: Istilah Broken Home Viral di TikTok, Ternyata Ini Artinya, Kenali Dampak Pada Anak
(*)