GridPop.ID - Kecelakaan KA Commuter Line Bandung Raya dan KA Turangga menyebabkan 4 korban jiwa.
Dalam keterangan resminya, PT KAI menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya 4 petugas dari KAI.
"KAI sangat berduka dan menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya empat petugas KA, terdiri dari: Masinis, Asisten Masinis, Pramugara, dan Security, akibat peristiwa Kecelakaan Kereta Api (KKA)," tulis KAI dalam keterangan resminya melalui instagram.
Salah satu korban meninggal dunia adalah Adrian (30) yang menjadi pramugara KA Turangga saat kecelakaan terjadi.
Kepergian Adrian tentu saja meninggalkan duka mendalam bagi keluarga dan kerabat.
Orang tua Adrian, Nurhayati (60) dan Endang Kurnia (65) tak kuasa menahan kesedihan setelah mendengar kabar putra mereka meninggal.
Nunung menangis tersedu-sedu memanggil nama anaknya sembari membenamkan wajah pada telapak tangannya.
Dalam tangisnya yang tak terbendung itu, Nunung bertanya: dengan siapa dia kini akan berbagi hari-harinya?
"Mamah jeung saha (Mamah nanti dengan siapa)?" kata Nunung sambil terus menangis dikutip dari laman tribunnews.com.
Sejumlah orang berseragam PT Kereta Api Indonesia (KAI) mendekatinya dan mencoba menenangkan Nunung.
Begitu juga suaminya, Endang, yang sejak awal duduk di sampingnya.
Adrian (30), adalah pramugara asal Kampung Bale Kambang RT/Desa Sukamaju, Majalaya, Kabupaten Bandung.
Pada saat kecelakaan terjadi dia sedang bertugas di KA Turangga jurusan Surabaya-Bandung.
Andrian meninggalkan istrinya, Elsi Rosdiana (30), dan kedua anaknya, Faiza Hoirul Gibran (7) serta Bryan (2 minggu).
Kakak ipar Ardiansyah, Robby Dzulfaqor Noor (34), mengatakan menurut jadwal Andrian seharusnya tiba di rumah pada Jumat (5/1/2024) kemarin setelah bertugas dari Surabaya.
Namun, alih-alih Andrian pulang, keluarga malah mendapatkan kabar duka.
"Kami tahu tadi sekitar pukul 10.00 melalui orang tua. Kemarin Ardiansyah sempat WhatsApp bahwa yang bersangkutan tugas ke Surabaya. Saya tadi telepon nomornya. Aktif tapi enggak diangkat," kata Robby di sekitar lokasi kejadian.
Tak sabar ingin tahu bagaimana nasib adiknya, Robby, yang tinggal di Rancaekek, bergegas menuju RSUD Cicalengka.
"Saya sempat ke RSUD, tapi belum ada jenazah adik saya. Saya langsung ke TKP," katanya.
Meninggalnya Andrian menyisakan luka dan duka mendalam bagi Robby, umumnya bagi keluarga. Sebab, meski berposisi sebagai ipar, bagi Andrian tak ada kata ipar.
"Ke saya sudah seperti ke kakak kandung. Tak ada beda bagi dia apakah ibu kandung atau mertua, sama-sama dia berbuat baik."
Robby menjelaskan, sebelum Andrian meninggal dalam tabrakan kereta api itu, tak ada firasat apa pun yang dirasakan keluarga.
Tapi, ada gelagat aneh yang dilakukan Andrian kepada istrinya, yakni terlihat lebih manja.
"Enggak ada yang aneh, cuman kata Mamah, almarhum itu ke istrinya ada yang beda, lebih manja, romantis," katanya.
Adrian Dikenal Sebagai Sosok yang Hangat
Di sisi lain, Adik korban, Bagas (27), menilai Adriansyah sebagai sosok yang hangat kepada keluarga.
Ia pun mengaku tak menyangka sang kakak menjadi korban kecelakaan kereta itu.
"Almarhum sosok yang hangat dan selalu ada untuk keluarganya," ujarnya, Jumat (5/1/2024) dikutip dari laman serambinews.com.
Bagas mengatakan, korban merupakan orang yang cukup humoris dan tidak pernah memperlihatkan keluh kesah di depan keluarganya.
"Sosok yang periang dan beliau selalu ada ketika saya butuh sosok yang menemani," ucapnya.
Ardiansyah juga diketahui baru dua pekan bekerja sebagai pramugara.
Ia sebelumnya sempat mengundurkan diri sebagai pramugara setelah bekerja selama satu tahun setengah.
Namun, pria berusia 30 tahun itu kembali menjadi bagian dari PT KAI dua minggu lalu, tepat sebelum sang Istri melahirkan. GridPop.ID (*)